Cerita Inspiratif Risma dan Sofi Menuju ITB, Semangat Pantang Menyerah dan Diapresiasi Rektor
Oleh Sri Wulandari - Mahasiswa Oseanografi, 2022
Editor Anggun Nindita
Rektor ITB bersama Dekan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, tim pendamping, serta Risma dan Sofi berfoto bersama usai penyerahan hadiah, Sabtu (21/6/2025). (Dok. Tim Jurnalistik SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo)
SUKOHARJO, itb.ac.id - Dua siswi berprestasi, Risma Dewi Mulyani dan Sofi Rizqa Agustiani, mendapatkan kejutan istimewa saat Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., berkunjung langsung ke SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo pada Sabtu (21/6/2025).
Kunjungan ini, yang juga dihadiri Dekan dan tim Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, Dr. Indra Wibowo, S.Si., M.Sc., menjadi momen mengharukan bagi Risma, putri seorang pedagang pasar, dan Sofi, putri seorang tukang las rel kereta api, yang berhasil menembus gerbang ITB.
Perjuangan Risma dan Sofi Menuju ITB
Risma, anak kelima dari tujuh bersaudara, memahami betul kondisi ekonomi keluarganya. Dengan penghasilan ayah sebagai pedagang pasar yang tak menentu, sekitar Rp750 ribu hingga Rp1 juta per bulan, ia bertekad kuat untuk meringankan beban orang tuanya. Lulusan MTsN 1 Kebumen ini kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo, sebuah sekolah berasrama berbasis beasiswa penuh. Di sinilah Risma memanfaatkan setiap kesempatan untuk belajar dengan sungguh-sungguh.
Sofi, anak sulung dari dua bersaudara, juga memiliki latar belakang serupa. Ayahnya bekerja sebagai tukang las rel kereta api dan terkadang menjadi kuli bangunan saat pekerjaan utama sepi. Demi mendapatkan pendidikan berkualitas, Sofi pun memilih SMA Unggulan CT ARSA Foundation.
Selama menempuh pendidikan di sana, baik Risma maupun Sofi mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah untuk meraih impian mereka. Program persiapan SNBT yang intensif, pembelajaran mendalam, serta try out rutin setiap dua minggu sekali, menjadi bekal penting dalam perjalanan mereka mempersiapkan diri menghadapi seleksi masuk perguruan tinggi.
Risma berhasil lolos melalui jalur SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi) di program Rekayasa Sumberdaya Hayati, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH-R) ITB. Meskipun sempat disarankan memilih universitas lain, Risma tetap percaya diri dengan nilai rapornya yang memadai. Ia ingin membuktikan bahwa latar belakang ekonomi bukanlah penghalang untuk meraih mimpi.
Di sisi lain, Sofi sempat mengalami kegagalan pada jalur SNBP. Namun, ia tak larut dalam kekecewaan. Sofi segera bangkit dan belajar keras menjelang SNBT (Seleksi Nasional Berdasarkan Tes). Berkat semangat dan kerja kerasnya, ia berhasil lolos SNBT dan meraih jurusan impiannya di ITB. Sofi juga memiliki rekam jejak gemilang dalam berbagai kompetisi sains, seperti Juara 5 OSN Biologi tingkat Kabupaten 2023, Juara 2 OSN Kabupaten 2024, serta Juara 2 Nasional POSI Biologi. Prestasi inilah yang semakin menguatkan tekadnya untuk menembus ITB melalui jalur SNBT.
Kunjungan Rektor Memantik Semangat
Kunjungan Rektor ITB bersama Dekan SITH dan tim menjadi momen yang sangat berkesan bagi Risma dan Sofi. Rektor menyampaikan bahwa ia pun berasal dari latar belakang sederhana dan mengajak keduanya untuk tidak khawatir dengan keterbatasan.
“Bapak Rektor menyampaikan agar tidak usah khawatir karena berasal dari keluarga yang kurang berada, kita harus tetap belajar dan percaya kalau kita bisa.” ujar Risma.
Kunjungan ini turut dihadiri oleh Dr. Imam Santoso, S.T., M.Phil., D.Sc.(Tech.) dari Kelompok Keahlian Teknik Metalurgi FTTM ITB, yang juga dikenal sebagai influencer pendidikan. Hadir pula Dekan SITH beserta tim. Kegiatan ini juga didukung oleh PT Paragon Technology and Innovation, yang memberikan masing-masing satu unit laptop dan paket produk Paragon untuk Risma dan Sofi.

Momen kebersamaan Risma dan Sofi bersama Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T. di SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo, Sabtu (21/6/25). (dok. Tim jurnalistik SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo
Pesan untuk Anak Muda Indonesia
“Tidak apa-apa bermimpi. Jangan sampai menyesal karena tidak pernah mencoba” ucap Risma.
“Kita bisa merencanakan, tapi Allah yang menentukan. Kalau belum berhasil boleh sedih, tapi harus cepat bangkit,” tambah Sofi.
Kisah Risma dan Sofi adalah representasi nyata semangat anak-anak muda Indonesia yang tak menyerah pada keterbatasan. Mereka menunjukkan bahwa dengan keyakinan, kerja keras, dan dukungan yang tepat, impian untuk masuk ke perguruan tinggi bukanlah hal yang mustahil.
Reporter: Sri Wulandari (Oseanografi, 2022)








