Dari Merauke ke ITB: Kisah Fiqih Jul Fachri, PNS PUPR Raih Gelar Magister Pengelolaan Sumber Daya Air

Oleh Dina Avanza Mardiana - Mahasiswa Mikrobiologi, 2022

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

Fiqih Jul Fachri. (Dok. pribadi)

BANDUNG, itb.ac.id – Fiqih Jul Fachri, Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua Merauke, Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU), termasuk di antara 1.877 wisudawan doktoral, magister, dan sarjana yang mengikuti Wisuda Kedua Institut Teknologi Bandung 2024/2025, di Sasana Budaya Ganesa, April lalu. Fiqih menyelesaikan studi magister di ITB selama 18 bulan (pertengahan 2023 hingga akhir 2024) melalui Beasiswa Karya Siswa dengan fokus pada bidang pengendalian daya rusak air.

Sebelumnya, Fiqih menyelesaikan pendidikan sarjana di Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pemilihan ITB sebagai tempat melanjutkan studi didasari oleh reputasi kampus yang unggul di bidang teknik, sekaligus keselarasan dengan bidang pekerjaannya di Kementerian PU.

Beasiswa Karyasiswa PU merupakan program yang ditawarkan oleh Kementerian PU untuk mendukung pendidikan lanjutan (Magister Super Spesialis) bagi karyawannya yang terpilih.

Ia mengaku termotivasi oleh lingkungan akademik ITB yang dinamis, dengan dosen-dosen kompeten dan rekan-rekan mahasiswa yang berprestasi. "Tantangan terbesar adalah menyesuaikan diri dengan teman-teman yang sangat pintar dan ambisius. Ini memacu saya untuk terus berkembang," ujar Fiqih.

Di bawah bimbingan Dhemi Harlan, S.T., M.Sc., Ph.D., tesis Fiqih meneliti efektivitas pembangunan Floodway Sikambing-Belawan untuk mengatasi banjir di Kota Medan. Penelitian ini mengevaluasi dampak pembangunan infrastruktur terhadap pengendalian banjir, dengan fokus pada dinamika sungai dan sedimentasi.

"Keterbatasan waktu studi membuat beberapa data harus dipangkas, tetapi dosen pembimbing sangat membantu dalam prosesnya," tuturnya saat menceritakan pengalaman menyelesaikan tesis tepat waktu untuk bisa mengikuti wisuda ITB 2024/2025.

Selain perkuliahan, Fiqih mengikuti berbagai kegiatan lapangan, termasuk field trip dan magang untuk persiapan pengambilan data penelitian. "Sistem pembelajaran di ITB tidak hanya teori, tetapi juga praktik langsung dan kolaborasi. Ini memperkaya wawasan," ujarnya.

Setelah resmi menjadi alumni ITB, Fiqih akan kembali bertugas di BWS Papua Merauke dengan membawa pengetahuan baru di bidang pengendalian banjir. Ia berharap dapat mengembangkan skill tambahan, seperti pemrograman, untuk menghadapi tantangan di era digital.

"Jangan cepat puas dengan ilmu yang sudah dimiliki. Teruslah belajar, karena dunia terus berubah," ujarnya. Fiqih juga menekankan pentingnya spesialisasi, "Lulusan ITB tidak harus bisa segalanya, tetapi harus mendalami bidang yang ditekuni."

Selama tinggal di Bandung, pria yang tumbuh besar di Makassar, Sulawesi Selatan ini sangat mengapresiasi keramahan masyarakat dan budaya setempat. "Orang Bandung sangat welcome dan ramah terhadap orang lain, ini memperkaya pengalaman hidup saya," ucapnya.

Dengan gelar magister dari ITB yang resmi diperoleh dalam wisuda ini, Fiqih siap berkontribusi lebih besar bagi pengelolaan sumber daya air di Indonesia, sekaligus membuka peluang untuk studi lanjut di masa depan.

Reporter: Dina Avanza Mardiana (Mikrobiologi, 2022)

#wisudawan #itb berdampak #kampus berdampak #itb4impact #diktisaintek berdampak