Dr. Tatang Hernas Soerawidjaja Raih Dua Penghargaan Nasional atas Kiprah di Bidang Bioenergi

Oleh Andrew Benaldo Adikara - Mahasiswa Teknik Pangan, 2020

Editor Anggun Nindita


JATINANGOR, itb.ac.id – Dr. Tatang Hernas Soerawidjaja, purnabakti sekaligus penggagas Teknik Bioenergi dan Kemurgi Institut Teknologi Bandung (ITB) serta tokoh senior di bidang energi terbarukan, meraih dua penghargaan bergengsi atas dedikasi panjangnya. Ia menerima Lifetime Achievement Award dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan dinobatkan sebagai “Tokoh Penggiat Bioenergi Indonesia” oleh Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI).

Penghargaan Lifetime Achievement Award diberikan oleh PII pada acara “Inspirasi Bioenergi Kemurgi 2025: Peringatan 1 Dekade Program Studi Teknik Bioenergi & Kemurgi ITB” di Kampus ITB Jatinangor, 28 Juni 2025. Penganugerahan ini menjadi pengakuan atas kiprah Dr. Tatang yang lebih dari lima dekade berkarya di bidang teknik kimia dan energi terbarukan.

Sementara itu, APROBI menganugerahkan gelar “Tokoh Penggiat Bioenergi Indonesia” pada seminar nasional bertema “Peluang dan Tantangan Industri Bioenergi Menyongsong Indonesia Emas 2045” di Jakarta, 17 Juli 2025. Gelar ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi Dr. Tatang dalam mengembangkan industri bioenergi, khususnya teknologi pengolahan biomassa menjadi produk bernilai tambah non-pangan seperti bahan bakar nabati (biofuel). Melalui riset, advokasi, dan kepemimpinannya, Dr. Tatang mendorong kemajuan signifikan sektor bioenergi yang kini menjadi bagian penting transisi energi bersih Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, tiga program studi di bawah Fakultas Teknologi Industri ITB, yakni Teknik Kimia, Teknik Pangan, serta Teknik Bioenergi dan Kemurgi, turut menganugerahkan Dr. Tatang gelar kehormatan “Bapak Kemurgi Indonesia”, sebagai pengakuan atas peran besarnya dalam melahirkan dan memajukan bidang ilmu kemurgi di Tanah Air.

Kemurgi sendiri merupakan cabang ilmu teknik kimia yang berfokus pada pengolahan bahan alam hayati non-pangan (biomassa) menjadi energi, bioplastik, pelumas, bahan kimia hijau, hingga material industri ramah lingkungan. Berbeda dari rekayasa kimia konvensional yang berbasis fosil, kemurgi menekankan pemanfaatan sumber daya hayati terbarukan untuk mendukung keberlanjutan industri sekaligus kemandirian energi nasional.

Peran Dr. Tatang dalam mengembangkan bidang ini sudah dimulai sejak 1990-an ketika menjabat Ketua Jurusan Teknik Kimia ITB. Saat itu, ia menggagas ide “Biodiesel sebagai bagian dari bauran energi nasional”. Pada awal 2000-an, bersama tim ITB, ia memimpin riset biodiesel berbasis kelapa sawit, yang kini menjadi andalan Indonesia dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.


Selain sebagai akademisi, Dr. Tatang aktif dalam berbagai organisasi strategis. Ia menjabat Ketua Umum Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia (IKABI), anggota Komite Teknis 27-04 Bioenergi Cair di Kementerian ESDM, serta anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) sejak 2012 dengan kepakaran dalam teknologi dan pemanfaatan biofuel. Keanggotaannya di AIPI menegaskan perannya dalam menjembatani akademisi, industri, dan pembuat kebijakan untuk mempercepat transisi energi berkelanjutan.

Dr. Tatang juga merupakan inisiator utama lahirnya Program Studi Teknik Bioenergi dan Kemurgi di ITB pada 2014. Program ini menjadi yang pertama di Indonesia yang secara khusus mendidik insinyur dengan keahlian mengolah biomassa menjadi energi dan produk non-pangan berdaya saing tinggi.

Dampak kiprahnya juga melahirkan generasi baru di bidang bioenergi. Awal 2025, Kementerian Perindustrian RI mendirikan Direktorat Industri Kemurgi, Oleokimia, dan Pangan (IKOP), yang dipimpin oleh alumni bimbingan Dr. Tatang. Hal ini menjadi bukti nyata pengaruhnya dalam membangun ekosistem akademik dan industri berbasis kemurgi.

Sebagai pelopor biodiesel Indonesia, inovasi Dr. Tatang menjadikan Indonesia salah satu produsen biodiesel terbesar dunia. Teknologinya tidak hanya memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga menghemat devisa, meningkatkan ekspor, menciptakan lapangan kerja baru, dan memperkuat ekonomi nasional secara berkelanjutan.

Mengabdi sejak 1970-an di ITB, Dr. Tatang tidak hanya dikenal sebagai ilmuwan dan pendidik, tetapi juga visioner yang melihat biomassa sebagai pilar utama industri masa depan. Kini, Kampus ITB Jatinangor berkembang sebagai pusat ilmu dan inovasi kemurgi nasional, yang merupakan sebuah warisan penting dari perjalanan panjang beliau dalam membangun fondasi kemandirian energi dan industri berbasis sumber daya hayati Indonesia.

#penghargaan #kemurgi #energi #sdg 7 #affordable and clean energy #sdg 9 #industry innovation infrastructure #sdg 13 #climate action