Edukasi Berkelanjutan Kunci Atasi Krisis Iklim, ITB Dorong Integrasi Topik Jejak Karbon

Oleh --- -

Editor Anggun Nindita

Ilustrasi (dok. Pixabay)

BANDUNG, itb.ac.id - Kesadaran iklim di kalangan mahasiswa terus digalakkan melalui pendidikan dan aksi nyata. Salah satu langkah konkret dilakukan oleh Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (FITB ITB), yang secara rutin menyelenggarakan survei jejak karbon individu pada mahasiswa dari berbagai fakultas melalui mata kuliah Perubahan Iklim.

Hasil survei terbaru tahun 2025 ini menyoroti besarnya kontribusi aktivitas harian mahasiswa terhadap emisi karbon, sekaligus menunjukkan adanya optimisme dan kepedulian yang menjanjikan.

Dari 84 mahasiswa yang menjadi responden, rata-rata jejak karbon individu mencapai 2,27 ton CO2-eq per tahun, dengan angka maksimum mencapai 6,8 ton CO2-eq, angka yang mendekati rata-rata emisi global per kapita. Data ini menunjukkan bahwa aktivitas seperti penggunaan transportasi, konsumsi energi, dan pola makan, menjadi sumber emisi yang signifikan bahkan di kalangan muda yang terdidik.

Namun demikian, hasil survei juga mengungkap adanya ketimpangan antara target dan realitas dalam pengurangan emisi. Sebagian mahasiswa mencantumkan target pengurangan yang tidak realistis, seperti hingga 980 ton CO2-eq, jauh dari batas logis individu. Meski demikian, analisis median dan kuartil menunjukkan mayoritas mahasiswa menargetkan pengurangan antara 0,5–1,5 ton, atau sekitar 40–80% dari total emisi pribadi mereka, sebuah indikasi sikap positif dan ambisius.

Temuan lainnya menyoroti kurangnya pemahaman menyeluruh tentang jejak karbon, terlihat dari jawaban yang tidak konsisten atau terlalu optimistis. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan literasi iklim, bahkan di lingkungan akademik sekalipun.

“Generasi muda adalah agen perubahan. Mereka adalah calon pengambil keputusan masa depan yang akan menentukan arah kebijakan dan inovasi dalam menghadapi krisis iklim,” ujar dosen dari Kelompok Keahlian (KK) Sains Atmosfer, Dr. Joko Wiratmo, M.P.

Kegiatan mahasiswa mengisi survei (dok. Dr. Joko Wiratmo, M.P.)

Survei ini menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan dalam isu perubahan iklim. Rekomendasi yang diusulkan antara lain adalah integrasi topik jejak karbon ke seluruh kurikulum lintas fakultas, pembangunan dashboard kampus untuk memantau emisi mahasiswa, serta dorongan aksi langsung seperti penggunaan transportasi hijau, konsumsi lokal, dan gaya hidup rendah emisi.

Selain itu, penting juga untuk memperkuat kolaborasi kampus dengan industri, khususnya di bidang transisi energi dan teknologi hijau, melalui program magang atau riset berbasis sustainability.

Dengan kesadaran yang mulai tumbuh dan data yang akurat sebagai pijakan, diharapkan upaya ini dapat membentuk gerakan kolektif dan konsisten dari generasi muda dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang tak bisa lagi ditunda.

“Perubahan iklim adalah isu generasi. Dan generasi muda adalah kunci masa depan rendah karbon,” tutupnya.

#edukasi #jejak karbon #emisi #sdg 13 #climateaction #sdg 4 #qualityeducation #sdg 12 #responsibleconsumptionandproduction