Forum Guru Besar ITB Bahas Arah Ketenagakerjaan Indonesia ke Depan Bersama Menteri Kemnaker
Oleh Erika Winfellina Sibarani - Mahasiswa Matematika, 2021
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id – Forum Guru Besar (FGB) ITB menyelenggarakan Focused Group Discussion (FGD) bertopik “Arah Ketenagakerjaan Indonesia ke Depan” di Balai Pertemuan Ilmiah (BPI) ITB, Jumat (19/9/2025).
Diskusi ini menghadirkan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Prof. Yassierli, S.T., M.T., Ph.D., yang juga Guru Besar Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITB.
Dalam paparannya, Prof. Yassierli menyoroti tantangan besar ketenagakerjaan Indonesia akibat disrupsi teknologi dan transformasi ekonomi. Berdasarkan data BPS 2025, saat ini jumlah penduduk usia kerja di Indonesia mencapai 216,79 juta orang, dengan angkatan kerja sebanyak 153,05 juta orang. Tingkat pengangguran terbuka berada di angka 4,76%. Khusus untuk lulusan perguruan tinggi, meskipun tingkat pengangguran relatif lebih rendah, 6,2% dan 4,8%, jumlahnya tetap signifikan.
“Sebanyak 85% tenaga kerja kita itu lulusan SMA dan SMK maksimum. Jadi, tidak bisa kemudian dalam 5 tahun kita siap dengan AI untuk industri. Ketika terjadi PHK, kita tawarkan upskilling dan reskilling, mereka cenderung ada barrier (tidak mudah). Inilah mungkin yang menjadi salah satu tantangan yang perlu kita cari solusinya bersama,” ujarnya.
Prof. Yassierli juga menjelaskan lima tantangan utama yang dihadapi Kemnaker saat ini, yaitu penguatan link and match antara Balai Latihan Kerja (BLK) dan industri; menciptakan pekerjaan yang layak dan inklusif bagi seluruh masyarakat, termasuk kelompok disabilitas; menyusun regulasi ketenagakerjaan yang adaptif; menegakkan hukum terkait norma kerja dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3); serta membangun hubungan industrial yang harmonis dan transformatif antara pengusaha dan serikat pekerja.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, Kemnaker mengusulkan empat strategi utama:
1. Evidence Based Policy: Mengambil kebijakan yang didukung data melalui pengembangan Labor Analytics Dashboard dan Employment Outlook;
2. Transformasi Balai Latihan Kerja (BLK): Mengubah peran BLK menjadi talent hub yang selaras dengan kebutuhan industri, didukung kurikulum baru dan program Training for Trainers;
3. Peningkatan Produktivitas Nasional: Membangun ekosistem yang mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui program intervensi dan coaching;
4. Penciptaan Iklim Ketenagakerjaan yang Kondusif: Menciptakan hubungan industrial yang transformatif serta memperkuat penegakan hukum terkait regulasi ketenagakerjaan dan K3.
“Ini adalah effort untuk mendorong SDM yang lebih berkualitas karena saya yakin dan saya percaya untuk Indonesia Emas 2045, itu (tenaga kerja) akan memiliki cara kerja dan mindset yang tentu berbeda dengan yang dimiliki teman-teman pekerja kita saat ini. Oleh karena itu, lewat diskusi ini, saya yakin akan banyak masukan yang dapat memberi sinergi untuk bangsa dan negara,” ujar Prof. Yassierli.








