GEOCROWN 1.0: Inovasi Ramah Lingkungan Mahasiswa ITB untuk Listrik Mandiri di Daerah Terpencil

Oleh Chysara Rabani - Mahasiswa Teknik Pertambangan, 2022

Editor Anggun Nindita

Tim ThinkTank ITB menerima penghargaan Juara 1 Einstein Great Event #6 di Universitas Jember, Kamis (10/7/2025). (Dok. Tim ThinkTank ITB)

JEMBER, itb.ac.id – Tim ThinkTank dari Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil meraih Juara 1 sekaligus penghargaan Best Presentation dalam Lomba Esai Nasional Einstein Great Event #6 yang diselenggarakan UKM Einstein Fakultas Teknik, Universitas Jember, pada Kamis (10/7/2025).

Tim yang terdiri dari Fikri Dwi Novianto (Meteorologi 2024), Syahrul Muharam (Teknik Geodesi dan Geomatika 2024), dan Nizwah Rahmania (Teknik Geodesi dan Geomatika 2024) ini berhasil mengungguli 10 tim terbaik dari berbagai universitas ternama di Indonesia.

Lomba ini mengusung tema “Sinergi Inovasi dan Aksi Mahasiswa sebagai Pilar Transformasi Bangsa Menuju Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia.” Kompetisi berlangsung dalam dua tahap, yaitu seleksi esai secara daring dan presentasi final di Universitas Jember.

Dalam ajang ini, Tim ThinkTank ITB menghadirkan inovasi bertajuk GEOCROWN 1.0 atau Geothermal Crown System, sebuah sistem penyedia energi listrik bersih berbasis panas bumi dangkal (shallow geothermal energy).

Berbeda dari pembangkit panas bumi konvensional yang membutuhkan pengeboran dalam dan biaya tinggi, GEOCROWN memanfaatkan panas alami dari permukaan bumi. Panas tersebut ditangkap melalui struktur berbentuk kubah, lalu diubah menjadi listrik melalui proses konversi termal yang efisien. Desainnya memungkinkan sistem ini dioperasikan di daerah-daerah terpencil tanpa merusak lingkungan.

Keunggulan utama GEOCROWN terletak pada perpaduan teknologi dan pemberdayaan masyarakat. Sistem ini dilengkapi sensor berbasis Internet of Things (IoT) yang memantau suhu, tekanan, dan gas secara real-time sehingga kinerjanya tetap optimal dan aman.

Skema Teknis GEOCROWN 1.0 (Dok. Tim ThinkTank ITB)
Arsitektur modular membuatnya mudah dirakit dan direplikasi oleh komunitas lokal sesuai kebutuhan wilayah. Prinsip zero emission diterapkan karena tidak ada pengeboran tanah yang dilakukan, sehingga proses konversi energi berlangsung tanpa menghasilkan limbah atau emisi berbahaya.

Menariknya, GEOCROWN juga menerapkan sistem carbon token sebagai bentuk insentif bagi masyarakat yang berperan aktif dalam pengelolaan energi. Hal ini memperkuat keterlibatan warga dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.

Ide pengembangan GEOCROWN lahir dari keprihatinan terhadap potensi panas bumi Indonesia yang besar namun belum dimanfaatkan optimal, terutama di wilayah terpencil. Tim melihat peluang untuk menciptakan sistem energi yang ramah lingkungan, berbiaya rendah, dan dapat dikelola langsung oleh masyarakat.

Dalam perancangannya, mereka mempertimbangkan efisiensi energi, keberlanjutan sosial, serta nilai edukatif agar sistem ini dapat berkembang menjadi solusi nyata yang mendukung visi Indonesia Emas 2045.

Selain meraih prestasi, ketiga anggota tim mengaku mendapat banyak pengalaman berharga, mulai dari wawasan tentang energi terbarukan hingga keterampilan menyampaikan gagasan di hadapan audiens yang kritis.

“Kami belajar bahwa inovasi yang baik tidak hanya soal teknologi canggih, tetapi juga bagaimana solusi itu bisa diterapkan langsung dan membawa dampak nyata,” ujar Fikri. Mereka berharap inovasi berbasis komunitas seperti ini benar-benar bisa diterapkan agar masyarakat lokal menjadi pengelola sekaligus penerima manfaat utama.

Sebagai penutup, tim menyampaikan terima kasih kepada Bapak Brian Bramanto atas dukungan dan arahannya selama proses kompetisi. Mereka juga mengajak mahasiswa Indonesia untuk terus berinovasi dan tidak takut mencoba hal baru.

“Kalau bukan kita sebagai Generasi Emas, siapa lagi yang akan mendorong Indonesia menuju masa depan yang berkelanjutan?” tutup Nizwah.

#prestasi #prestasi mahasiswa #energi #geothermal #sdg 7 #affordable and clean energy #sdg 9 #industry innovation infrastructure #sdg 13 #climate action