GripMate: Inovasi Alat Bantu Genggam Portable Pasien Pasca Stroke Hemiparesis
Oleh Gita Nur Ajizah - Mahasiswa Astronomi, 2023
Editor Anggun Nindita
Salah satu anggota tim GripMate, Petrus Nicolas Manurung pada pameran EE Days di Aula Timur ITB Kampus Ganesha, Kamis(26/6/2025) (Dok.ITB/Gita Nur Ajizah)
BANDUNG, itb.ac.id – Program Studi Teknik Elektro, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menggelar Engineering Days 2025 pada Rabu–Kamis (25–26/6/2025) di Aula Timur Kampus Ganesha ITB. Acara ini menampilkan berbagai karya inovatif mahasiswa, termasuk GripMate, alat bantu genggam portabel yang dirancang untuk pasien pasca-stroke hemiparesis yang mengalami kelemahan otot lengan.
GripMate dikembangkan oleh tiga mahasiswa Teknik Elektro angkatan 2021, yaitu Petrus Nicolas Manurung, Rafa Mayla Aini, dan Dimas Ridhwana Shalsareza. Ide pembuatan alat ini lahir dari pengalaman pribadi Petrus, yang terinspirasi oleh guru sekolah dasarnya.
“Mungkin bisa mengangkat dan menggerakkan lengan, tapi menggenggam sulit. Guru saya dulu kesulitan memegang pulpen atau kapur untuk mengajar. Dari situ saya terpikir membuat alat bantu yang bisa memudahkan aktivitas sehari-hari,” ujar Petrus.
GripMate terdiri dari lima subsistem: hand-mechanism, sensor Force Myography (FMG), sistem manajemen daya, control unit, dan motor. Sensor FMG dipasang pada lengan pengguna untuk membaca kontraksi otot. Ketika otot berkontraksi, sinyal akan dikirimkan ke control unit, diteruskan ke motor, lalu menarik golden cable yang menggerakkan mekanisme tangan sehingga membentuk gerakan menggenggam. Sebelum digunakan, sensor FMG perlu dikalibrasi agar dapat membaca kontraksi minimum dan maksimum otot pengguna. Data ini membantu menyesuaikan kekuatan genggaman yang dihasilkan.

Awalnya, GripMate dirancang untuk rehabilitasi atau penggunaan industri. Namun, tim memutuskan untuk menjadikannya alat portabel yang bisa digunakan sehari-hari. “Kami ingin alat ini ringan, bisa dipakai di rumah, dan tidak memerlukan pendampingan dokter atau terapis. Karena itu, kami batasi bobotnya di bawah 500 gram agar nyaman dipakai,” jelas Petrus.
Durasi penggunaan GripMate saat ini mencapai 90 menit, jauh lebih singkat dari target awal 6 jam. Namun, alat ini sudah mampu membantu pengguna menggenggam benda sehari-hari seperti botol minum dengan berat hingga 1 kilogram.
Petrus menambahkan bahwa alat serupa sebenarnya sudah ada di luar negeri, tetapi harganya mahal dan sulit diakses. “Harapan kami, setelah produk ini selesai dan disempurnakan, GripMate bisa diproduksi massal dengan harga terjangkau sehingga lebih banyak pasien di Indonesia yang terbantu,” ujarnya.








