Kemdiktisaintek dan ITB Kunjungi Kompas Group: Perkuat Kolaborasi Riset dan Edukasi
Oleh --- -
Editor Anggun Nindita

JAKARTA, itb.ac.id – Dalam upaya memperkuat sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan media massa, Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi bidang Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan kunjungan ke Kompas Group, Kamis (31/8/2025) di Menara Kompas, Jakarta.
Pertemuan tersebut menjadi ajang silaturahmi sekaligus ruang diskusi strategis untuk menyelaraskan misi penguatan dampak riset, inovasi, dan edukasi di tengah tantangan nyata masyarakat melalui peran media yang konstruktif.
Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain CEO KG Media Andy Budiman, VP Sustainability KG Media Wisnu Nugroho, Redaktur Pelaksana Harian Kompas Hernowo, Wakil Pemimpin Redaksi KompasTV Martian Damanik, Managing Director Kompas.com Devie Emza, serta Managing Director KONTAN Rumanus Cipta. Selain itu, turut hadir pula General Manager Communication Management & Bentara Budaya Kompas Gramedia Ilham Khoiri, Group Partnership Kompas Gramedia Devy Situmorang, Programming & Content Manager Sonora Jumar, Wakil Redaktur Pelaksana Kompas.com Nibras Nada Nailufar, Editor Edukasi Kompas.com Ayunda Pininta Kasih, dan News Assistant sekaligus Manager Tribun, Dodi Esvandi.
“Kami ingin mendorong riset agar lebih berdampak nyata. Kampus perlu menjadi Research and Development (R&D) bagi pemda, industri, maupun kementerian. Kami terbuka terhadap masukan dari berbagai pihak, termasuk Kompas Group, dalam upaya menjadikan riset sebagai solusi atas persoalan-persoalan di lapangan,” ujar Mendiktisaintek, Prof. Dr. Brian Yuliarto, Ph.D.
Beliau menegaskan pentingnya pendekatan riset yang kolaboratif dan relevan. Pemerintah melalui Kemdiktisaintek mengajak kampus, pelaku industri, dan pemerintah daerah untuk saling membuka diri terhadap kebutuhan serta permasalahan aktual yang bisa dijawab melalui sains dan teknologi.
Menurutnya, dengan lebih dari 4.000 perguruan tinggi dan ribuan peneliti serta profesor di Indonesia, potensi kolaborasi riset sangat besar jika disinergikan dengan baik.
Senada dengan itu, Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., menyatakan bahwa perguruan tinggi tak hanya berperan dalam pengembangan teknologi tingkat tinggi, tetapi juga dalam menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat. Salah satu contohnya adalah aplikasi Desanesha, yang dikembangkan untuk menghubungkan para kepala desa di Indonesia dengan para pakar di ITB.
“Melalui Desanesha, kepala desa bisa langsung menyampaikan persoalan yang mereka hadapi, seperti kebutuhan air bersih, energi terbarukan, dan akses internet. ITB juga mengalokasikan dana mandiri untuk mendorong program-program pengabdian masyarakat ini. Tahun lalu saja kami membangun lebih dari 50 instalasi penjernihan air di Indonesia Timur,” jelas Prof. Tata.
Beliau pun menyoroti keberhasilan kerja sama ITB dengan Pupuk Kujang dan Pertamina dalam pengembangan katalis untuk produksi bahan bakar dari biomassa, sebagai bagian dari proses panjang industrialisasi berbasis riset.
Pertemuan dengan jajaran Kompas Group ini diharapkan menjadi langkah awal sinergi strategis yang lebih erat. Peran media dinilai sangat penting dalam menjembatani komunikasi sains dan teknologi kepada masyarakat luas serta mendorong transparansi dan edukasi publik yang lebih baik.
Dengan kerja sama lintas sektor yang semakin kuat, diharapkan lahir inovasi-inovasi baru yang relevan dengan kebutuhan bangsa, mempercepat pertumbuhan industri, serta menjawab tantangan-tantangan strategis di era transformasi digital dan keberlanjutan.