Kisah Ghifari Jauhar Yajri, Raih Juara 1 di Ajang PTGC 2025 dengan Inovasi Energi dan Air Bersih untuk Petani Daerah 3T
Oleh Muhammad Hanif Darmawan - Mahasiswa Teknik Pertambangan, 2021
Editor Anggun Nindita
Awarding session kepada Ghifari Jauhar Yajri sebagai Juara 1 dalam Energy Innovation Ideas Competition pada program Pertamina Goes To Campus (PGTC) 2025 di Grha Pertamina, Jakarta (17/09/2025) (Dok. Panitia)
BANDUNG, itb.ac.id - Mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 2021, Ghifari Jauhar Yajri, berhasil meraih Juara 1 dalam Energy Innovation Ideas Competition yang diselenggarakan sebagai bagian dari program nasional Pertamina Goes To Campus (PGTC) 2025. Kemenangan ini diraih berkat inovasinya yang bertajuk "AGRISTEC", sebuah sistem yang dirancang untuk mengatasi krisis energi dan air bersih bagi para petani di daerah terpencil.
Grand final dan penganugerahan kompetisi ini diselenggarakan di Grha Pertamina, Jakarta, pada Rabu (17/9/2025), setelah melalui serangkaian seleksi ketat sejak bulan Juli 2025. Kompetisi ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai universitas ternama di Indonesia yang berlomba menyajikan gagasan inovatif di bidang energi baru terbarukan.

Ghifari Jauhar Yajri berbincang dengan Corporate Secretary Pertamina pada program Pertamina Goes To Campus (PGTC) 2025 di Grha Pertamina, Jakarta (17/09/2025) (Dok. Panitia)
Inovasi AGRISTEC yang digagas oleh Ghifari merupakan sistem agrivoltaik yang mengintegrasikan panel surya dengan teknologi daur ulang air limbah. Motivasi utamanya adalah untuk menciptakan solusi nyata bagi para petani di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) yang selama ini kesulitan mendapatkan akses energi dan air bersih untuk irigasi.
"Saya ingin menunjukkan bahwa mahasiswa Teknik Perminyakan juga bisa menjadi bagian dari transisi energi. Energi masa depan harus inklusif, hijau, dan adil bagi semua lapisan masyarakat," ujar Ghifari.
Keunggulan AGRISTEC terletak pada tiga pilar inovasi utamanya, antara lain:
1. Energi Bersih dan Gratis: Menggunakan panel surya bifasial yang memungkinkan operasional sistem secara mandiri tanpa biaya bahan bakar.
2. Daur Ulang Air: Memanfaatkan sistem elektrokoagulasi untuk mendaur ulang air limbah menjadi air bersih yang layak untuk irigasi pertanian.
3. Kontrol Digital: Terintegrasi dengan Internet of Things (IoT) dan aplikasi bernama "Tirta Surya", yang memungkinkan petani memantau kualitas air dan kondisi sistem secara real-time melalui ponsel mereka.
Ghifari mengungkapkan bahwa kunci keberhasilannya terletak pada relevansi masalah yang diangkat serta pendekatan interdisipliner yang ia terapkan.
"AGRISTEC tidak hanya solusi teknis, tapi juga mencakup aspek sosial, ekonomi, dan digital," jelasnya.
.png)
Ghifari Jauhar Yajri mempresentasikan karyanya di depan dewan juri pada program Pertamina Goes To Campus (PGTC) 2025 di Grha Pertamina, Jakarta (17/09/2025) (Dok. Panitia)
Persiapan yang ia lakukan pun sangat intens, mulai dari riset literatur mendalam mengenai kondisi di Praya Barat, Nusa Tenggara Barat, hingga pengembangan prototipe dan simulasi berbasis data riil.
Atmosfer kompetisi yang sangat ketat menjadi tantangan tersendiri, terutama saat presentasi final di hadapan para juri dari kalangan industri dan akademisi. "Momen paling berkesan adalah ketika salah satu juri berkata, 'Saya percaya solusi kamu dapat diadopsi dan diterapkan untuk desa di Indonesia'. Itu sangat menyentuh dan menguatkan semangat saya,"tuturnya.
Setelah kemenangan ini, Ghifari berharap dapat membawa AGRISTEC ke tahap implementasi nyata, baik melalui kerja sama dengan program CSR Pertamina maupun mitra riset lainnya. Ia juga berpesan kepada mahasiswa ITB untuk tidak ragu memulai dan berkontribusi.
"Jangan tunggu jadi ahli untuk mulai berdampak. Mulailah dari masalah sekitar, kembangkan ide, dan jangan takut gagal," tutupnya.









