Kolaborasi ITB dan Arizona State University Hadirkan Pendidikan Global Berbasis Pengabdian Masyarakat lewat Global EPICS
Oleh Syabina Er Said - Mahasiswa Teknik Dirgantara, 2020
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id — Sebagai bagian dari rangkaian perayaan 30 tahun IIE Global Engineering Education Exchange (Global E3), Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar sesi talkshow inspiratif bertajuk "Connecting Global Education with Community Service: Global EPICS ITB x Arizona State University", Selasa (20/5/2025), di Aula Timur ITB. Talkshow ini dipandu oleh Dr. Annisa Jusuf, S.T., M.T., dan menghadirkan narasumber Maya Fitriyanti, S.Si., M.T., Ph.D., dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB.
Beliau memperkenalkan Global EPICS (Engineering Projects in Community Service), sebuah program pembelajaran berbasis proyek dan pengabdian masyarakat yang menghubungkan mahasiswa lintas negara, budaya, dan disiplin ilmu dalam menyelesaikan permasalahan nyata di komunitas terpinggirkan.
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara ITB dan Arizona State University (ASU), dan telah diimplementasikan sejak tahun 2023 dengan dukungan dari dua fakultas di ITB: SITH dan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD). Mahasiswa dari Indonesia dan ASU bekerja bersama dalam tim internasional yang terstruktur, menggelar pertemuan daring setiap pekan, serta terjun langsung ke lapangan.
Salah satu proyek unggulan Global EPICS di Indonesia adalah pengembangan sistem penyediaan dan penyaringan air bersih untuk masyarakat tani di Kecamatan Rancakalong, Sumedang, Jawa Barat. Solusi yang dikembangkan meliputi pemanenan air hujan dan teknologi pompa air berbiaya rendah, dirancang untuk kondisi lokal yang minim akses air bersih.
Proyek lainnya mengusung pengering hasil pertanian berbasis biogas, untuk membantu petani lokal dalam mengurangi kerugian akibat cuaca lembap. Dengan pendekatan yang hemat energi dan portabel, teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan serta pendapatan petani kecil.
Talkshow ini menekankan bahwa Global EPICS bukan sekadar proyek teknik, melainkan pengalaman belajar yang transformatif. Mahasiswa tidak hanya belajar menyusun prototipe dan manajemen proyek, tetapi juga dibekali kompetensi lintas budaya, empati sosial, serta kemampuan kerja sama dalam tim multinasional.
"Solusi teknik yang efektif harus dimulai dari empati, kerendahan hati, dan keterlibatan langsung dengan masyarakat,” ujarnya.
Program ini juga mengajarkan bahwa kegagalan dalam proses bukanlah akhir, melainkan bagian penting dari pembelajaran. Mahasiswa belajar bahwa tantangan dunia nyata bersifat kompleks, tidak linear, dan membutuhkan pemikiran terbuka serta adaptif.
Melalui Global EPICS, ITB dan ASU mendorong lahirnya masa depan yang tidak hanya cakap secara teknis, tapi juga berpikir global, bertindak lokal, dan peka terhadap kebutuhan masyarakat.
Reporter: Syabina Er Said (Teknik Dirgantara 2020)







