Kuliah Lapangan Oseanografi ITB: Belajar Konservasi dan Wisata Berkelanjutan di Pesisir

Oleh Mufti Ali Farkhan - Mahasiswa Oseanografi, 2021

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

Peserta kuliah lapangan Ekowisata Bahari dan Oseanografi Lingkungan. (Dok. Asisten kuliah lapangan)

SUKABUMI, itb.ac.id – Sebagai bagian dari pembelajaran berbasis lapangan, Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui dua mata kuliah dari Program Studi Oseanografi, yaitu Oseanografi Lingkungan dan Ekowisata Bahari, menyelenggarakan kegiatan kuliah lapangan di kawasan pesisir Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Kegiatan ini berlangsung di Pantai Citepus dan Pantai Karang Hawu yang diikuti 342 mahasiswa lintas program studi.

Kuliah lapangan ini bertujuan meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai kondisi fisik, lingkungan, dan sosial-ekologis wilayah pesisir. Mahasiswa diajak melakukan observasi langsung terhadap dinamika pantai serta potensi wisata bahari berkelanjutan. Kegiatan ini didampingi dosen pengampu Dr. Ivonne Milichristi Radjawane, M.Si., Ph.D., Dr. Karina Aprilia Sujatmiko, S.Si., M.T., Ph.D., dan Dr. Iwan Pramesti Anwar, S.Si., M.Si., serta sejumlah asisten praktikum.

Mahasiswa dari berbagai program studi seperti Oseanografi, Teknik Kelautan, Meteorologi, Teknik Lingkungan, dan lain-lain, melakukan berbagai aktivitas lapangan seperti pengukuran parameter oseanografi (suhu, salinitas, oksigen terlarut), penilaian sanitasi pesisir, pemetaan vegetasi pantai, hingga wawancara dengan warga lokal.

Pengambilan data kualitas air laut di area pesisir Pantai Citepus. (Dok. Asisten kuliah lapangan)

Mereka juga menerapkan metode penilaian seperti Indeks Kesesuaian Wisata (IKW), Coastal Scenic Evaluation System (CSES), dan analisis SWOT untuk mengidentifikasi tantangan serta peluang pengembangan wisata bahari di lokasi kegiatan. Ekosistem yang menjadi perhatian meliputi kawasan pantai terbuka yang kaya vegetasi dan dinamika arus laut, serta area rawan bahaya seperti rip current dan keberadaan biota berbahaya.

Selain aspek teknis, kuliah lapangan ini menekankan pentingnya pelibatan masyarakat lokal. Mahasiswa mempelajari interaksi sosial, kontribusi ekonomi warga terhadap ekowisata, serta tantangan lingkungan seperti pencemaran dan sampah di area wisata. Pendekatan ini memperkaya pemahaman mereka terhadap hubungan antara sains kelautan, pengelolaan lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan.

“Kegiatan ini bukan hanya soal mengukur kualitas air atau morfologi pantai, tetapi juga tentang bagaimana kita memahami kondisi sosial-ekologis secara utuh dan bagaimana peran masyarakat lokal turut diperhitungkan,” ungkap Dony Andry, Koordinator Asisten Oseanografi Lingkungan.

Pengambilan data sosio-ekonomi warga pesisir. (Dok. Asisten kuliah lapangan)

Mahasiswa memberikan respons positif terhadap kegiatan ini karena membuka wawasan terhadap tantangan nyata di lapangan, memperkuat kerja sama tim lintas program studi, dan memberikan ruang untuk menerapkan teori yang telah dipelajari secara praktis. Setiap kelompok juga diminta menyusun laporan ilmiah dan infografis berdasarkan hasil pengamatan mereka.

“Pengalaman ini sangat memperkaya, kami tidak hanya belajar mengukur suhu dan salinitas, tetapi juga memahami bagaimana aktivitas wisata bisa berdampak pada keseimbangan ekosistem pesisir,” ujar Nadiya, salah seorang mahasiswi peserta kuliah lapangan.

Kegiatan ini dijadwalkan menjadi bagian rutin dalam kurikulum ITB setiap tahunnya, dengan lokasi yang dapat berbeda-beda. Hal ini bertujuan untuk memperluas cakupan pemahaman mahasiswa terhadap keberagaman karakteristik pantai-pantai di Indonesia serta menanamkan nilai konservasi dalam kerangka pengembangan pariwisata berbasis lingkungan.

Melalui kuliah lapangan ini, ITB terus menunjukkan komitmennya membentuk lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga peka terhadap isu lingkungan dan sosial. Pendekatan interdisipliner yang diterapkan dalam kegiatan ini menjadikan pantai sebagai ruang belajar yang nyata dan ilmu pengetahuan bertransformasi menjadi aksi nyata bagi keberlanjutan bumi.

Reporter: Mufti Ali Farkhan (Oseanografi, 2021)

#kuliah lapangan #oseanografi #multidisiplin