Mahasiswa ITB Edukasi Warga Subang Kelola Limbah Jadi Pupuk Organik
Oleh Wanda Dantini Putri - Mahasiswa Biologi, 2021
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

BANDUNG, itb.ac.id - Dua himpunan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), yaitu Himpunan Mahasiswa Biologi “Nymphaea” dan Himpunan Mahasiswa Mikrobiologi “Archaea” berkolaborasi dalam pengabdian masyarakat di Desa Cupunagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat pada Februari 2025.
Kegiatan ini dipimpin oleh M. Luqman Dzaky (Biologi, 2021), Kepala Divisi Pengabdian Masyarakat HIMABIO “Nymphaea” ITB, dan beranggotakan 8 mahasiswa lainnya sebagai tim pelaksana.
“Pengabdian masyarakat ini berupaya menawarkan solusi berbasis keilmuan Biologi dan Mikrobiologi untuk membantu mengatasi permasalahan pengelolaan limbah organik di Desa Cupunagara. Desa ini belum memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau sistem pengelolaan sampah terpadu sehingga limbah organik seperti sisa makanan, sayuran, dan buah-buahan masih sering dibuang sembarangan atau dibakar yang berpotensi mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan. Harapannya limbah organik tersebut dapat diubah menjadi sebuah produk seperti pupuk dan eco-enzyme yang bermanfaat,” ujar Luqman.
Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk lokakarya yang melibatkan warga desa. Kegiatan dimulai dengan penyuluhan mengenai pengelolaan limbah organik dan manfaatnya dalam pertanian. Selanjutnya, peserta diajak mengikuti demonstrasi pembuatan pupuk cair menggunakan bahan-bahan sederhana seperti rebung, EM4, gula merah, dan air kelapa. Selain itu, tim mahasiswa mengadakan pelatihan pembuatan eco-enzyme, sebuah cairan hasil fermentasi dari sisa buah dan sayuran yang dilakukan selama beberapa pekan. Sasaran utama dari kegiatan ini adalah petani, ibu rumah tangga, tokoh masyarakat, serta kader lingkungan dan perwakilan kelompok tani lokal Desa Cupunagara.
“Semua warga yang mengikuti kegiatan ini menunjukkan antusiasme yang tinggi, terutama pada kegiatan praktik pembuatan pupuk cair dan eco-enzyme. Selain itu, sejak awal tim mahasiswa datang untuk survei, warga menerima kedatangan kami dengan baik. Ini merupakan pengalaman berkesan bagi saya dan mahasiswa lainnya karena dapat secara langsung berinteraksi dengan warga desa untuk memberikan solusi atas permasalahan yang ada,” ujar Luqman.
Program ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang HIMABIO “Nymphaea” ITB dalam pengembangan desa binaan melalui pendekatan community development. Hingga saat ini, kegiatan masih terus berlanjut dengan melibatkan warga secara aktif dalam pengolahan limbah organik. Pupuk organik cair yang dihasilkan sudah mulai digunakan di lahan pertanian warga, dengan implementasi perdana yang dilakukan pada Minggu, 11 Mei 2025.
Selain mendorong kemandirian masyarakat, program ini membuka peluang pengembangan usaha mikro berbasis produk ramah lingkungan yang dapat turut meningkatkan perekonomian desa. Program ini sekaligus menunjukkan kontribusi mahasiswa dalam mewujudkan tridarma perguruan tinggi dengan menghadirkan solusi atas permasalahan masyarakat melalui pendekatan berbasis ilmu dan kolaborasi.
“Program ini merupakan awal yang baik untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan. Harapannya program ini dapat benar-benar membantu masyarakat dalam jangka waktu yang panjang. Selain itu, harapannya kedepannya produk pupuk cair dan eco-enzyme yang dihasilkan dari limbah organik warga tidak hanya bisa dimanfaatkan oleh warga, tetapi bisa dimanfaatkan oleh banyak pihak,“ ujar Luqman.
Reporter: Wanda Dantini Putri (Biologi, 2021)