Mahasiswa ITB Kembangkan Sistem Otomasi Gedung Berbasis Cloud, Tembus Final Huawei Developer Competition 2025

Oleh Wanda Dantini Putri - Mahasiswa Biologi, 2021

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

Mahasiswa ITB, Achmad Mirzaq Nizar, Ardhan Nur Urfan, dan Sultan Alta Alvaro Valencia, pada Huawei Developer Competition 2025 di Bangkok, Thailand, Rabu (21/1/2025). (Dok. Tim)

BANDUNG, itb.ac.id - Dalam menjawab tantangan global terkait efisiensi energi dan pengurangan emisi karbon, tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) menghadirkan inovasi yang menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Lewat gagasan ide Integrated Building Automation Management System (IBAMS), tim mahasiswa ITB berhasil menembus 9 besar finalis terbaik pada Huawei Developer Competition Enterprise Track 2025.

Tim ini terdiri atas Achmad Mirzaq Nizar (Teknik Mesin, 2021), serta Sultan Alta Alvaro Valencia dan Ardhan Nur Urfan (Sistem dan Teknologi Informasi, 2021). Di bawah bimbingan dosen dari Program Studi Teknik Telekomunikasi, STEI ITB, Ahmad Izzuddin, S.T., M.T., tim menunjukkan solusi berbasis teknologi cloud dapat berkontribusi nyata dalam mewujudkan gedung yang cerdas dan berkelanjutan.

Menyatukan Teknologi untuk Mewujudkan Gedung yang Cerdas dan Berkelanjutan

IBAMS bekerja sebagai sistem otomasi gedung berbasis cloud yang menyatukan seluruh subsistem, seperti HVAC (pengatur suhu), pencahayaan, keamanan, dan utilitas dalam satu platform yang dapat dikendalikan secara real-time. Sistem ini didukung algoritma AI yang mampu memprediksi pola konsumsi energi, mengoptimalkan beban listrik, dan mengotomatisasi respons sistem terhadap perubahan kondisi lingkungan atau okupansi ruangan.

Di banyak gedung, subsistem seperti HVAC, pencahayaan adaptif, dan sensor keamanan sudah cerdas. Akan tetapi, subsistem tersebut masih bekerja secara terpisah. IBAMS yang dihadirkan dapat menyatukan setiap subsistem tersebut dalam satu sistem pusat yang bekerja berbasis data dan algoritma dengan tujuan akhir untuk mewujudkan efisiensi energi, kenyamanan penghuni, dan keberlanjutan lingkungan.

Selain itu, arsitektur IBAMS dirancang dengan pendekatan terbuka. Hal itu menjadikannya mudah diintegrasikan dengan sistem pihak ketiga untuk berbagai jenis bangunan.

Inovasi yang Diuji di Ajang Global

Huawei Developer Competition adalah kompetisi internasional yang diselenggarakan Huawei untuk mendorong inovasi dan kolaborasi dalam menciptakan solusi berbasis teknologi cloud. Kompetisi ini diikuti peserta dari berbagai negara dengan dua jalur, student track dan enterprise track. Tim ITB memilih jalur enterprise track.

Sembilan tim terbaik berkompetisi pada babak grand final Huawei Developer Competition 2025 di Bangkok, Thailand, Rabu (21/1/2025). (Dok. Huawei)

Melalui proses seleksi ketat sejak November 2024, proposal IBAMS lolos menjadi 25 besar semifinalis. Mereka pun mempresentasikan ide di pitch deck daring. Setelah itu, tim ITB melaju ke grand final di Bangkok, Thailand. Pada babak tersebut, mereka mempresentasikan prototipe sistem yang sudah diimplementasikan, lengkap dengan demo produk yang komprehensif, video perkenalan tim, di hadapan juri internasional dan audiens profesional.

Dampak Nyata dan Potensi Implementasi

Inovasi IBAMS berdampak pada skala teknis, juga pada aspek sosial dan ekologis. Bagi pemilik dan pengelola gedung, sistem ini mampu menekan biaya operasional dan meningkatkan kenyamanan penghuni. Bagi penyedia layanan teknologi, arsitektur terbuka dan analitik real-time dari IBAMS dapat memaksimalkan pemanfaatan infrastruktur serta membuka peluang monetisasi layanan tambahan. Adapun bagi lingkungan, sistem ini secara langsung mendukung pengurangan emisi karbon dan mempercepat transisi menuju kota pintar yang rendah emisi dan ramah lingkungan.

Reporter: Wanda Dantini Putri (Biologi, 2021)

#prestasi mahasiswa #prestasi internasional