Menandai 50 Tahun Perjalanan, Angkatan '75 FSRD ITB Gelar Pameran Reflektif 'Trail of Journey'
Oleh Muhammad Hanif Darmawan - Mahasiswa Teknik Pertambangan, 2021
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id - Setengah abad setelah pertama kali menjejakkan kaki sebagai mahasiswa, alumni Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 1975 menggelar sebuah pameran bersama bertajuk "Trail of Journey: Art & Design Exhibition". Pameran yang berlangsung pada 24 Agustus-7 September 2025 di Galeri Soemardja ITB ini dibuka secara resmi oleh Dr. (HC) Nyoman Nuarta, Dekan FSRD ITB, Dr. Kahfiati Kahdar, M.A., serta Wakil Rektor Bidang Komunikasi, Kemitraan, Kealumnian, dan Administrasi, Dr. A. Rikrik Kusmara, S.Sn., M.Sn.
Acara ini merupakan yang pertama kali diadakan oleh angkatan FSRD ITB untuk merayakan 50 tahun perjalanannya, menjadikannya sebuah momen pionir. Menurut koordinator acara yang sekaligus purnabakti dosen FSRD ITB, Drs. Alfonzo Ronald Koapaha, M.Sn., pameran ini bukan sekadar ajang nostalgia, melainkan sebuah pernyataan. "Kami ingin mengatakan bahwa kami masih ada dan kami masih berkarya," ujarnya.

Sesuai dengan teks pengantar pameran, "Trail of Journey" dipilih sebagai judul karena acara ini menjadi sebuah momen reflektif untuk melihat kembali apa yang telah dilakukan dan dicapai selama 50 tahun. Pameran ini menampilkan karya dari sepuluh seniman angkatan '75, termasuk karya dari alumni yang telah wafat sebagai bentuk penghormatan.
Karya yang dipamerkan sangat beragam, mencerminkan perjalanan personal dan profesional setiap seniman. Salah satunya lukisan "Pesta Keluarga Rahwana" karya Ramadhan Bouqie, sebuah kritik sosial terhadap situasi saat ini. Di sisi lain, Ago Bastaman menampilkan karya relief tiga dimensi yang terinspirasi dari kenangan personalnya bersama kuda kesayangannya di masa lalu.
Adapula Suryasa M. Oktiawan yang menciptakan karya dari benda-benda bekas penuh kenangan dengan menggunakan kawat, serta Nono Imam Rahajoe yang menampilkan jejak kariernya sebagai desainer interior yang telah menembus pasar ekspor. "Setiap karya yang dipamerkan adalah cerminan dari perjalanan hidup masing-masing alumni," sebagaimana tertulis dalam pengantar acara ini.

Pameran ini menjadi ajang refleksi tentang pergeseran dunia seni dan desain selama 50 tahun. Beberapa seniman menyoroti perbedaan signifikan antara pendidikan seni di era mereka dengan saat ini. "Dulu yang diutamakan mungkin skill yang sangat kuat. Lebih ke sini, mungkin lebih mengutamakan konsep dan gagasan," ungkap Ago Bastaman.
Ramadhan Boqie menambahkan bahwa di eranya, seni rupa masih berada di era modernisme yang lebih teratur, sementara era kontemporer saat ini memberikan kebebasan berekspresi yang lebih luas, didukung oleh kemajuan teknologi. Sebagai generasi baby boomers, para seniman ini merasa beruntung karena telah mengalami periode analog dan kini masih dapat mengikuti perkembangan era digital.
Pada akhirnya, "Trail of Journey" bukan hanya menjadi laporan pertanggungjawaban angkatan '75 FSRD ITB atas 50 tahun pengabdian mereka di dunia seni, tetapi juga menjadi sumber inspirasi berharga bagi generasi seniman dan desainer masa kini.







