Orasi Ilmiah Prof. Akhmad Ardian Korda: Kuasai Teknologi Paduan Logam untuk Wujudkan Transformasi Struktural Bangsa

Oleh Chysara Rabani - Teknik Pertambangan, 2022

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

BANDUNG, itb.ac.id - Prof. Dr. Eng. Akhmad Ardian Korda, S.T., M.T. dari Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) ITB menyampaikan orasi berjudul “Teknologi Paduan Logam Khusus Berbasis Sumber Daya Mineral: Kunci Industrialisasi dan Transformasi Struktural Bangsa”, di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Sabtu (11/10/2025).

Dalam orasinya, beliau menyoroti tantangan Indonesia dalam mencapai visinya pada tahun 2045 untuk menjadi negara maju. Menurutnya, kunci untuk lompatan besar tersebut adalah penguasaan teknologi paduan logam sebagai tulang punggung industrialisasi.

“Pada tahun 2045, Indonesia genap berusia 100 tahun. Harapannya kita bisa sejajar dengan negara maju dengan pendapatan per kapita yang setara. Namun, kondisi saat ini, pendapatan kita masih di bawah USD 5.000. Ini miris mengingat betapa kayanya kita akan sumber daya alam,” ujarnya.

Beliau menegaskan bahwa untuk keluar dari kondisi ini, Indonesia harus melakukan transformasi struktural, dengan memperkuat sektor manufaktur yang saat ini justru menunjukkan tren penurunan atau deindustrialisasi.

Paduan Logam sebagai Mesin Industrialisasi

Prof. Korda menjelaskan bahwa sektor-sektor vital seperti otomotif, elektronika, dan maritim sangat bergantung pada logam. Oleh karena itu, penguasaan teknologi paduan logam khusus adalah sebuah keniscayaan. Indonesia, menurutnya, memiliki keunggulan komparatif yang luar biasa dengan melimpahnya nikel, bauksit, tembaga, timah, hingga logam tanah jarang.

“Keunggulan komparatif ini harus kita ubah menjadi keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Kita harus bijaksana dalam memanfaatkan sumber daya mineral. Jangan hanya berhenti pada ekspor bahan mentah, tetapi kita harus mampu melakukan hilirisasi hingga tahap akhir,” katanya.

Hilirisasi hingga tahap akhir, yang menghasilkan produk siap pakai untuk industri manufaktur, akan memberikan nilai tambah ekonomi yang masif dan membuka lapangan pekerjaan yang luas. Paradigma harus diubah, dari sekadar fokus pada apa yang ada di depan mata menjadi memikirkan apa yang harus dilakukan untuk masa depan bangsa.

Revolusi Nilai Tambah Melalui Rekayasa Metalurgi

Prof. Korda memaparkan berbagai tahapan yang dapat melipatgandakan nilai tambah komoditas mineral, mulai dari pemurnian, alloying (pemaduan), rekayasa mikrostruktur, hingga daur ulang. Ia memberikan contoh-contoh revolusi peningkatan nilai tambah yang luar biasa:

1. Dari Katoda Tembaga ke Baling-Baling Kapal: Katoda tembaga yang dipadukan dengan nikel untuk menjadi baling-baling kapal (propeller) mengalami lonjakan nilai yang sangat besar, hampir 1.000 kali lipat.

2. Dari Bauksit ke Rangka Pesawat: Smelter grade alumina (dari bauksit) yang dipadukan dengan tembaga untuk dibentuk menjadi rangka pesawat (aircraft frame) nilainya melonjak hingga 2.000 USD.

3. Dari Nikel ke Bilah Turbin: Dengan mengubah struktur mikro nikel menjadi bilah turbin (turbine blade) untuk mesin jet, nilainya melonjak dari 5 USD menjadi 50.000 USD, atau meningkat 10.000 kali lipat.

Salah satu teknologi kunci untuk mencapai hal ini adalah Metalurgi Tersier. "Logam yang kuat saja tidak cukup, ia juga harus tangguh," katanya. Teknologi seperti Vacuum Induction Melting (VIM), Electroslag Remelting (ESR), dan Vacuum Arc Remelting (VAR) mampu menghasilkan paduan logam super yang bebas cacat, homogen, dengan struktur mikro yang sangat baik, kuat, juga tangguh.

“Paduan baja dan paduan logam khusus adalah key enabler. Bukti empiris dari negara seperti Jepang, Jerman, Korea Selatan, dan Tiongkok menunjukkan bahwa mereka menjadi negara industri maju setelah berhasil menguasai ilmu metalurgi dan teknologi paduan logam,” katanya. Prof. Korda pun mendorong implementasi konsep teaching industry agar Indonesia dapat segera menguasai teknologi kunci ini.

Profil Prof. Akhmad Ardian Korda

Prof. Dr. Eng. Akhmad Ardian Korda, S.T., M.T. merupakan Guru Besar pada Kelompok Keahlian Teknik Metalurgi dengan bidang kepakaran Rekayasa dan Kehandalan Paduan Logam. Beliau menyelesaikan pendidikan sarjana dan magister di ITB, serta meraih gelar doktor dari Nagaoka University of Technology, Jepang.

Saat ini, beliau menjabat sebagai Kepala Laboratorium Pengembangan Paduan Logam sejak tahun 2009. Dedikasinya tercermin dari 90 publikasi ilmiah yang telah ia tulis dan kontribusinya yang luas di dunia industri, mencakup lebih dari 70 aktivitas di bidang pertambangan, 35 di bidang minyak dan gas, serta 30 di bidang manufaktur. Salah satu program pengabdian masyarakatnya yang terkenal adalah pemberdayaan masyarakat desa di Jawa Barat melalui pembuatan pacul dan parang berkualitas. Di luar kesibukannya, beliau memiliki hobi di bidang fotografi, berkebun, dan olahraga tenis.

Reporter: Chysara Rabani (Teknik Pertambangan, 2022)

#itb #fttm itb #guru besar itb #orasi ilmiah #teknologi paduan logam #rekayasa metalurgi #hilirisasi mineral #industri manufaktur #inovasi teknologi #sumber daya mineral #transformasi struktural #indonesia emas 2045 #sdg 4 #quality education #sdg 8 #decent work and economic growth #sdg 9 #industry innovation and infrastructure #sdg 12 #responsible consumption and production #sdg 17 #partnerships for the goals