P-P2Par ITB Terima Kunjungan Ministry of Planning and Strategic Investment (MPSI) Timor Leste, Bahas Kolaborasi Pengelolaan Pariwisata
Oleh Abadi Raksapati - P-P2Par ITB
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id - Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan (P-P2Par) ITB menerima kunjungan dari National Directorate of Spatial Planning (NDSP) under the General Directorate of Spatial Planning (GDSP) of the Ministry of Planning and Strategic Investment (MPSI) Republik Demokratik Timor Leste, Senin (20/10/2025), di CRCS, ITB Kampus Ganesha.
Pihak dari MPSI Timor Leste yang turut hadir, yakni Direktur National Directorate of Spatial Planning (NDSP) Timor Leste, Fertinal Alves, yang didampingi jajarannya. Adapun dari P-P2Par ITB diwakili, Abadi Raksapati, Asad Farag, Ersalora Lutfianti, Syafira Ayudarechta T. W., beserta jajaran peneliti lainnya.
Pertemuan ini bertujuan untuk bertukar pikiran dan saling berbagi pengalaman dalam pengelolaan kepariwisataan di kedua negara. Karakteristik dua negara yang relatif sama dan memiliki kedekatan secara geografis menjadi alasan rombongan dari Timor Leste datang ke P-P2Par ITB. Selain itu, pengalaman P-P2Par ITB sebagai pusat studi kepariwisataan pertama di Indonesia yang telah banyak berinteraksi dalam ranah kebijakan maupun praksis menjadi alasan lainnya.
.jpg)
Dalam kesempatan ini, P-P2Par ITB memaparkan konsep perencanaan kepariwisataan nasional dan relasinya dengan berbagai perencanaan di tingkat nasional hingga ke provinsi dan kabupaten/kota. Selain itu, dipaparkan cara menjaga standar perencanaan kepariwisataan untuk setiap tingkatan agar seragam dan sejalan dengan perencanaan di tingkat atasnya. P-P2Par ITB pun berbagi pengalaman dalam menyusun berbagai kebijakan kepariwisataan dari tingkat nasional maupun daerah serta berbagai kajian keilmuan terkait pariwisata yang telah dilakukan, termasuk pendampingan dalam pengembangan desa wisata dan geowisata di berbagai daerah.
.jpg)
Dalam pertemuan tersebut, terdapat dua hal yang menjadi perhatian bersama. Pertama, relasi antara perencanan tata ruang dan wilayah (RTRW) yang ada di masing-masing negara dengan perencanaan kepariwisataan. Meski secara teoretis kepariwisataan menjadi subsektor dalam sistem perencanaan tata ruang dan wilayah, namun pada praktiknya pariwisata sering membutuhkan kelenturan dalam memanfaatkan fungsi ruang yang ada di suatu wilayah. Sebagai contoh yang dihadapi kedua negara adalah ketika pariwisata dilakukan di kawasan konservasi atau lindung.
Kedua, tantangan dan hambatan yang muncul dan menjadi kesulitan dalam implementasi berbagai perencanaan kepariwisataan, baik di tingkat nasional maupun daerah. Isu desentralisasi yang sedang dilakukan di Timor Leste membutuhkan instrumen dalam pelaksanaannya, termasuk di sektor pariwisata. Sistem desentralisasi yang telah dilakukan di Indonesia pun dijadikan contoh.

Melalui pertemuan ini, kedua pihak berkomitmen untuk terus menjalin komunikasi dan kerja sama di masa mendatang. Kegiatan ini menegaskan bahwa P-P2Par ITB berkomitmen terlibat aktif dalam membangun kepariwisataan, tidak hanya di level nasional tetapi juga internasional. Kerja sama dengan berbagai pihak akan terus dilakukan untuk kemajuan kepariwisataan nasional dan memperkuat peran P-P2Par ITB sebagai salah satu pusat studi pariwisata terdepan di Indonesia.







