Pembelajaran Lapangan Berkualitas ITB di Pangandaran untuk Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Oleh Wanda Dantini Putri - Mahasiswa Biologi, 2021
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

PANGANDARAN, itb.ac.id - Program Studi Biologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan kuliah lapangan untuk Mata Kuliah Biosistematik (BI-2208) pada tanggal 23–25 Mei 2025 di Cagar Alam (CA) dan Taman Wisata Alam (TWA) Pangandaran, Jawa Barat. Kegiatan ini diikuti mahasiswa Program Studi Biologi angkatan 2023, didampingi dosen pengampu mata kuliah, yakni Dian Rosleine, S.Si., M.Si., Ph.D., dan Ardhiani Kurnia Hidayanti, S.Si., M.Sc., Ph.D., serta tim teknisi, tim asisten, dan tim medis.
Dian Rosleine, Ph.D. mengatakan, kuliah lapangan ini merupakan salah satu bagian wajib dari Mata Kuliah Biosistematik yang dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam proses pembelajaran untuk mengenal ekosistem laut, hutan pantai, hutan dataran rendah, dan padang rumput, beserta keanekaragaman hewan dan tumbuhan yang ada di dalamnya.
Mahasiswa tidak hanya diajarkan cara mencuplik spesimen hewan dan tumbuhan menggunakan metode standar, tetapi juga mempelajari teknik pengawetan yang sesuai untuk setiap taksa.
“Selain itu, luaran dari kegiatan kuliah lapangan ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan mengenali karakter khas setiap taksa secara langsung di alam, baik hewan maupun tumbuhan, serta melatih kerja sama dalam kelompok. Diharapkan, pengalaman selama kuliah lapangan ini dapat memperluas wawasan mahasiswa terhadap biodiversitas Indonesia sekaligus menumbuhkan rasa menghargai dan kepedulian untuk menjaga keanekaragaman hayati,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa memperoleh pengetahuan tambahan mengenai etika penanganan sampel hewan dan metode pengamatan perilaku ular melalui pemaparan dari Tomonori Kodama, Ph.D., peneliti program postdoctoral BRIN.
Kuliah lapangan kali ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam (CA) dan Taman Wisata Alam (TWA) Pananjung Pangandaran yang terletak di Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Kawasan ini dikenal sebagai salah satu wilayah konservasi yang kaya akan keanekaragaman hayati. Mahasiswa melakukan pengamatan di berbagai titik lokasi, seperti Pantai Pasir Putih, Pantai Cagar Alam, Sungai Cikamal, Padang Cikamal, Gua Parat, dan area Rengganis. Keberagaman lokasi ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengamati variasi hayati dari berbagai ekosistem dalam satu kawasan terpadu.
Selama kuliah lapangan, mahasiswa melakukan berbagai kegiatan pengamatan dan pengambilan sampel tumbuhan dan hewan di berbagai ekosistem. Di wilayah pesisir seperti Pantai Pasir Putih, mahasiswa mengamati dan mengambil sampel alga serta invertebrata dan vertebrata laut menggunakan metode hand collecting dan jaring (fishnet).
Di Sungai Cikamal, kegiatan dilanjutkan dengan koleksi herpetofauna (amfibi dan reptil) pada malam hari menggunakan metode serupa, serta pencatatan langsung (on-site recording) untuk spesies yang tidak dapat diambil. Untuk pengamatan burung, mahasiswa menggunakan binokular di Padang Cikamal pada pagi hari serta di sekitar Gua Parat dan Rengganis pada sore hari. Setiap individu burung yang teramati didokumentasikan melalui foto, gambar, dan pencatatan karakter morfologi yang khas.
Selain itu, mahasiswa melakukan pengamatan mamalia nokturnal yang dilakukan secara visual di sekitar kawasan Gua Parat dan Rengganis, baik pada siang maupun malam hari, dengan alat bantu seperti binokular untuk mamalia berukuran kecil. Setiap mamalia yang teramati didokumentasikan melalui foto, gambar, dan pencatatan karakter morfologi yang khas.
Koleksi arthropoda juga menjadi bagian penting dari kegiatan, meliputi penangkapan arthropoda terbang di Padang Cikamal menggunakan sweeping net dan arthropoda tanah dengan metode pitfall trap saat pagi.
Mahasiswa juga melakukan pengamatan tumbuhan pantai di sekitar Pantai cagar alam, serta pengamatan tumbuhan tingkat tinggi selama perjalanan dari Padang Cikamal menuju hutan dataran rendah, hutan taman wisata alam, hingga ke hutan di kawasan Rengganis.

Selain memberikan pengalaman akademik, kuliah lapangan ini memberikan momen-momen yang berkesan mendalam bagi mahasiswa. Setiap kelompok memiliki cerita tersendiri selama kegiatan berlangsung, baik dari sisi medan yang dilalui, proses pengamatan, maupun interaksi langsung dengan lingkungan alam, anggota kelompok, asisten kelompok, hingga dosen.

Kuliah lapangan ini memberikan pengalaman belajar yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga sangat bermanfaat bagi mahasiswa. “Kuliah lapangan ini sangat bermanfaat. Awalnya saya pikir kuliah lapangan ini kegiatan yang melelahkan. Akan tetapi, ternyata di akhir kegiatan jadi pengalaman yang seru dan berkesan. Saya belajar banyak hal baru, mulai dari cara mempreservasi biota laut, arthropoda terbang dan tanah, amfibi, reptil, hingga tumbuhan. Saya juga belajar cara menangkap arthropoda tanah menggunakan metode pitfall trap dan arthropoda terbang menggunakan sweeping net, yang paling menarik lagi, saya belajar cara mengamati burung dan mengidentifikasinya lewat suara,” ujar Revalina, salah seorang peserta kegiatan.
Reporter: Wanda Dantini Putri (Biologi, 2021)