Perjalanan Agung Saputra dan Surplus Indonesia Raih UNDP Impact Award di SDG Sprint 2025

Oleh Aura Salsabila Alviona - Mahasiswa Bioteknologi, 2025

Editor Anggun Nindita

Agung Saputra menyampaikan ide Surplus Indonesia pada SDG Sprint 2025 Demo Day (22/9/2025) (Dok. Tim Surplus Indonesia)

SEOUL, itb.ac.id – Alumni Program Sarjana Biologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) sekaligus CEO Surplus Indonesia, berhasil meraih UNDP Impact Award pada ajang SDG Sprint 2025 Demo Day di Seoul, Korea Selatan, Senin (22/9/2025). Prestasi ini menjadikan Surplus Indonesia satu-satunya startup asal Indonesia yang meraih penghargaan bergengsi di tingkat Asia-Pasifik.

SDG Sprint merupakan program akselerator unggulan yang digagas oleh UNDP dan Citi Foundation melalui inisiatif Youth Co:Lab. Program ini dirancang untuk mendukung dan memberdayakan startup yang berkontribusi dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Melalui SDG Sprint, para peserta mendapatkan akses ke jaringan global, pendampingan dari para ahli industri, serta peluang investasi strategis. Keberhasilan ini semakin menegaskan posisi Surplus Indonesia sebagai startup berdampak sosial yang terus menghadirkan inovasi berkelanjutan dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

Solusi Ekonomi Sirkular Surplus Indonesia

Agung Saputra meraih penghargaan UNDP Impact Award pada SDG Sprint 2025 Demo Day (22/9/2025) (Dok. Tim Surplus Indonesia)
Di hadapan para juri dan delegasi internasional, Agung Saputra membawakan ide cemerlang Surplus Indonesia. Ia menyoroti permasalahan limbah produk dan pangan di Indonesia yang mencapai sekitar 23-48 juta ton setiap tahun, setara dengan kerugian 39 miliar USD, dengan 39,28% di antaranya adalah limbah makanan.

"Melihat celah besar tersebut, Surplus Indonesia hadir sebagai platform recommerce sirkular berbasis AI yang secara komprehensif mengatasi masalah produk yang tidak terjual dan terbuang, sebagian besar dari hotel, restoran, dan pengecer," ujarnya.

Melalui Aplikasi Surplus, konsumen dapat membeli barang overstock, hampir kedaluwarsa, atau barang tidak sempurna hingga 80% lebih murah. Sementara itu, sistem AI Surplus membantu pemasok memprediksi limbah, mengelola tanggal kedaluwarsa, menetapkan diskon cerdas, dan mendistribusikan barang kepada pembeli, pengecer, atau donasi.

Selain online, Surplus Indonesia juga memiliki inisiatif offline seperti Juicible, JuLing, Imperfashion, dan Surplus Mart yang menciptakan nilai baru dari barang-barang yang tidak sempurna. Dengan lebih dari 10.000 mitra UKM, termasuk grup hotel besar, Surplus telah berhasil menyelamatkan 10.000 ton barang, mencegah kerugian $1 juta, menghindari 10 juta ton emisi CO?, menciptakan lebih dari 100 pekerjaan hijau, dan meningkatkan pendapatan petani.

Inisiatif ini secara langsung mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB, terutama SDG 2 (Tanpa Kelaparan), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab), dan SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim). Surplus kini juga sedang berekspansi ke seluruh ASEAN untuk mengubah rantai pasokan pariwisata dan ritel menjadi ekosistem yang sirkular, transparan, dan positif iklim, memberikan manfaat bagi manusia, keuntungan, dan planet.

UNDP dan SDG Sprint 2025: Menciptakan Agen Perubahan

Agung Saputra dan peserta lainnya pada SDG Sprint 2025 Demo Day (22/9/2025) (Dok. Tim Surplus Indonesia)
SDG Sprint 2025 Demo Day merupakan puncak program akselerasi delapan minggu dari inisiatif Youth Co:Lab, yang dipimpin oleh United Nations Development Programme (UNDP) dan Citi Foundation. Youth Co:Lab didirikan pada tahun 2017 untuk memberdayakan pemuda di Asia-Pasifik dalam mempercepat implementasi SDGs melalui inovasi sosial dan kewirausahaan.

Acara yang digelar oleh UNDP Seoul Policy Centre dengan dukungan Impact Square dan CVC Capital Partners ini menghadirkan 12 tim terbaik dari total 25 startup peserta asal Korea Selatan dan kawasan Asia-Pasifik. Dalam ajang tersebut, para peserta mempresentasikan berbagai solusi inovatif di bidang transformasi digital dan transisi hijau. UNDP Impact Award kemudian diberikan kepada startup internasional yang dinilai memiliki potensi besar dalam mendorong pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Profil dan Perjalanan Agung Saputra & Surplus Indonesia
Agung Saputra, alumnus S1 Biologi ITB dan S2 Environmental Technology Imperial College London. Ia memiliki latar belakang kuat di bidang lingkungan dan inovasi sosial. Ia pun berpengalaman lebih dari lima tahun sebagai socio-tech entrepreneur dan tiga tahun sebagai konsultan lingkungan. Pengalaman masa kecilnya di Papua, saat melihat langsung kesenjangan akses pangan, menjadi dorongan utama baginya untuk mendirikan Surplus Indonesia.

"Visi Surplus Indonesia adalah menjadi platform recommerce terdepan yang menciptakan marketplace terjangkau, mengurangi limbah, dan mendukung aksi iklim. Penghargaan dari UNDP memvalidasi visi ini," ucapnya.

Agung juga telah diakui dalam Forbes Asia 30 Under 30 dan menjadi Pemenang APEC BCG 2024. Kemenangan ini diharapkan menginspirasi generasi muda Indonesia untuk terus berinovasi demi masa depan yang lebih berkelanjutan.

#alumni #sith itb #undp award #prestasi #sdg sprint #sdg2 #sdg8 #sdg9 #sdg12 #sdg13