Salva Perfumery: Inovasi Parfum Harian Karya Mahasiswa ITB
Oleh Azka Madania Nuryasani - Mahasiswa Mikrobiologi, 2022
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) berkolaborasi dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan Entrepreneurship Hub Terpadu Jawa Barat 2025, di Aula Barat dan Aula Timur, ITB Kampus Ganesha, Rabu-Kamis (17–18/9/2025). Kegiatan tersebut menghadirkan kuliah umum, talkshow inspiratif, dan Entrepreneur Expo yang menampilkan karya dan inovasi wirausaha terpilih di Jawa Barat. Salah satu karya wirausaha yang dipamerkan adalah karya mahasiswa binaan ITB, yaitu Salva Perfumery, brand parfum hasil kreasi Agatbe Thymoty Sihombing (Manajemen, 2023), Ahmad Wildan Aryana (Manajemen, 2023), dan Dionisius Viandi Putra (Manajemen, 2023).
Salva Perfumery lahir dari salah satu tugas mata kuliah di Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB. Industri parfum dipilih sebagai fokus bisnisnya, karena melihat brand parfum di Indonesia yang banyak jumlahnya namun masih minim diferensiasi. Salva Perfumery sendiri berfokus untuk parfum floral yang nyaman digunakan untuk daily fragnance.
Pada tahap awal, dirilis tiga varian parfum dengan aroma berbeda yaitu aquatic, sweet, dan floral, untuk menguji hipotesis dan mengidentifikasi preferensi pasar. Setelah melakukan riset terhadap lebih dari 300 responden, varian floral dengan karakter segar dan ringan terbukti paling diminati. Dari hasil tersebut, Salva Perfumery memutuskan fokus menghadirkan parfum harian dengan aroma segar, ringan, dan tidak menyengat, sehingga tidak hanya memberi kenyamanan bagi penggunanya, tetapi juga bagi orang-orang di sekitarnya.
“Inovasi utama Salva adalah menghadirkan parfum yang dirancang khusus untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat urban yang memiliki mobilitas tinggi. Aromanya dibuat segar dan tidak berlebihan, sehingga mendukung produktivitas tanpa menganggu orang lain,” ujar Thymoty.
Dalam proses pengembangan Salva Perfumery, tim bekerja sama dengan perfumer lokal di Bandung untuk meracik formula. Untuk memastikan kualitas dan keamanan produk, tim telah mengurus izin edar dari BPOM serta perlindungan hak kekayaan intelektual (HKI). Produk ini resmi diluncurkan secara komersial dalam Entrepreneur Expo ITB, setelah melalui persiapan selama sekitar empat bulan.

Keputusan untuk melanjutkan usaha yang berawal dari tugas mata kuliah lahir dari tingginya respons pasar sejak fase uji coba. “Sayang sekali jika berhenti hanya sebagai tugas kuliah, apalagi banyak yang nge-demand dan resourse juga sudah ada. Maka kami sepakat untuk melanjutkan dan mengembangkan Salva,” ujar Thymoty.
Sebagai pesan untuk mahasiswa lain yang ingin berwirausaha, tim menekankan pentingnya keberanian memulai dan konsistensi dalam menghadapi tantangan. “Jika ingin memulai bisnis yang penting mulai saja. Setiap masalah pasti akan muncul. Namun di situlah kemampuan problem solving dan kreativitas diuji. Kalau bisa melewatinya satu per satu, peluang untuk berkembang akan semakin besar,” kata Thymoty.
Reporter: Azka Madania Nuryasani (Mikrobiologi, 2022)









