Sinergi Sains dan Finansial, ITB Soroti Peran IFRS untuk Pembangunan Berkelanjutan
Oleh Mely Anggrini - Mahasiswa Meteorologi, 2022
Editor Anggun Nindita

Kegiatan Seminar “Peran International Financial Reporting Standards (IFRS) dalam Perencanaan Pembangunan Nasional Berketahanan Iklim” pada Rabu (30/7/2025) di Auditorium IPTEKS CC Timur, ITB Kampus Ganesha. (ITB/Mely Anggrini)
BANDUNG, itb.ac.id – Pusat Perubahan Iklim (PPI) Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Direktorat Riset dan Inovasi (DRI) ITB menyelenggarakan seminar bertema “Peran International Financial Reporting Standards (IFRS) dalam Perencanaan Pembangunan Nasional Berketahanan Iklim” pada Rabu (30/7/2025), bertempat di Auditorium IPTEKS CC Timur, ITB Kampus Ganesha.
Seminar ini menghadirkan para pemangku kepentingan dari sektor pemerintah, industri, serta akademisi, termasuk perwakilan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Bappenas, dan PT PLN. Kegiatan ini juga diikuti lebih dari 100 peserta secara luring dan daring.
Kolaborasi Ilmiah dan Keuangan dalam Menjawab Tantangan Iklim
Sambutan Seminar “Peran International Financial Reporting Standards (IFRS) dalam Perencanaan Pembangunan Nasional Berketahanan Iklim” oleh Prof. Djoko Santoso Abi Suroso, Ph.D. (ITB/Mely Anggrini)
Kepala Pusat Perubahan Iklim ITB , Prof. Djoko Santoso Abi Suroso, Ph.D., menyampaikan bahwa seminar ini merupakan bagian dari upaya untuk menjembatani dunia sains iklim dengan sistem keuangan berkelanjutan melalui pelaporan berbasis risiko iklim.
“Kami ingin menyambungkan kemampuan di bidang science of climate change adaptation dengan dunia keuangan,” ujarnya.
Beliau juga menyoroti permintaan yang meningkat dari sektor energi seperti Pertamina dan PLN dalam mengkaji dampak perubahan iklim, khususnya dari sisi adaptasi, bukan hanya mitigasi. Salah satunya adalah kasus kilang Pertamina di Balikpapan yang mengalami kekurangan air dan peningkatan suhu, sehingga berdampak pada proses operasionalnya.
Menurutnya, tantangan utama ke depan adalah merumuskan risk metric yang benar-benar relevan dengan risiko iklim, dan tidak hanya mengandalkan indikator konvensional yang belum cukup sensitif terhadap peningkatan suhu, kekeringan, atau fluktuasi ekstrem cuaca.
Komitmen ITB dalam Kolaborasi Multidisiplin
Sambutan dan Pembukaan Seminar “Peran International Financial Reporting Standards (IFRS) dalam Perencanaan Pembangunan Nasional Berketahanan Iklim” oleh Dr. Grandprix Thomryes Marth Kadja, M.Si. (ITB/Mely Anggrini)
Deputi Direktur Pengembangan Pusat di DRI ITB, Dr. Grandprix Thomryes Marth Kadja, M.Si., menyatakan bahwa ITB saat ini memiliki 25 pusat dan 7 pusat penelitian multidisiplin yang menjadi motor kolaborasi lintas fakultas dan kelompok keilmuan.
“Pusat Perubahan Iklim ini meskipun tidak besar jumlah anggotanya, tapi sangat aktif dalam berkontribusi pada isu strategis nasional. Kami sangat mendukung kegiatan seperti ini karena lingkungan adalah isu yang tidak hanya multidisiplin, tapi juga multidimensi,” jelasnya.
Beliau mengakui bahwa keterkaitan antara dunia keuangan dan sains iklim merupakan hal yang kompleks, namun penting untuk segera dijembatani.
“Harapannya dengan Seminar IFRS ini, dapat menjadi satu tindakan kita dalam berkontribusi pada ketahanan iklim,” ujarnya.
Dr. Grandprix menekankan pentingnya semangat belajar bersama dari berbagai pemangku kepentingan dan berharap seminar ini menjadi titik awal kolaborasi yang lebih erat antara dunia riset dan dunia praktik.
Mendorong Sinergi untuk Pembangunan Berketahanan Iklim
(Dari kiri ke kanan) Rezza Frisma Prisandy, Ph.D. (Otoritas Jasa Keuangan), Anggi Pertiwi Putri, M.Env. (Bappenas), dan Fanny Abdul Aziz (Vice President ESG, PT PLN) dalam sesi pemaparan narasumber pada Seminar IFRS dan Ketahanan Iklim. (ITB/Mely Anggrini)
Seminar ini kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari para narasumber lintas sektor yang menyoroti pentingnya adopsi IFRS dalam konteks risiko iklim. Seminar menghadirkan sejumlah narasumber kunci, yaitu Rezza Frisma Prisandy, Ph.D. (Otoritas Jasa Keuangan), Anggi Pertiwi Putri, M.Env. (Bappenas), Franky Zamzani, S.Hut., M.Env. (Kementerian Lingkungan Hidup), serta Fanny Abdul Aziz (Vice President ESG, PT PLN). Keempatnya membahas integrasi kebijakan ESG, pelaporan risiko iklim, serta tantangan dan peluang dalam mengimplementasikan IFRS dalam konteks pembangunan nasional.
Diskusi ini turut menghadirkan masukan dari berbagai penanggap lintas sektor, antara lain Dr. Tri Wahyu Hadi (Pusat Perubahan Iklim ITB), Vidya Trisandini Azzizi, Ph.D. (Resilience Development Initiative), Ir. David Gina Kimars Ketaren, M.SP. (Praktisi), dan Prabandari I. Moerti (Ikatan Akuntan Indonesia). Diskusi berjalan dinamis, mencerminkan kesadaran bersama bahwa tantangan perubahan iklim membutuhkan pendekatan kolaboratif antar keilmuan dan kelembagaan.
Foto bersama seluruh narasumber, penanggap, Kepala PPI ITB, dan peserta Seminar “Peran IFRS dalam Perencanaan Pembangunan Nasional Berketahanan Iklim”. (ITB/Mely Anggrini)
Melalui seminar ini, ITB menegaskan komitmennya sebagai institusi pendidikan tinggi untuk terus mendukung pengembangan pengetahuan, kebijakan, dan inovasi lintas sektor dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional yang berketahanan iklim, inklusif, dan berkelanjutan.
Reporter : Mely Anggrini (Meteorologi, 2022)