SITH ITB Kembangkan Ekonomi Biru Lewat Pelatihan Budidaya Teripang di Lombok Utara

Oleh --- -

Editor Anggun Nindita

Transfer teknologi budidaya teripang pasir (Holothuria scabra) melalui pendekatan biologi reproduksi di Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. (Dokumentasi: Bintang)

LOMBOK UTARA, itb.ac.id – Tim dosen Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) menginisiasi program Pemberdayaan Nelayan melalui Pelatihan Budidaya Teripang Pasir di Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, pada Senin-Selasa (6-7/10/2025).

Kegiatan ini dipimpin oleh Dekan SITH ITB, Dr. Indra Wibowo, S.Si., M.Sc., bersama Prof. Ir. Ramadhani Eka Putra, M.Si., Ph.D.; Intan Taufik, S.Si., M.Si., Ph.D.; Dr. apt. Hubbi Nashrullah Muhammad, S.Farm., M.Si.; dan Hendra Munandar, S.Si., M.Si.

Pelatihan ini menjadi bagian dari upaya SITH ITB untuk mendorong pengembangan ekonomi biru melalui pemanfaatan sumber daya pesisir secara berkelanjutan. Melalui pendekatan transfer knowledge dan praktik langsung, para nelayan mitra diajarkan teknik pembenihan, pemantauan pertumbuhan, serta pengelolaan kondisi fisiologis teripang pasir (Holothuria scabra).

Pada tahap awal, tim SITH ITB juga memberikan dukungan berupa peralatan budidaya dan benih teripang, agar para nelayan dapat melanjutkan kegiatan budidaya secara mandiri setelah pendampingan berakhir.

Penyerahan benih teripang pasir kepada mitra pembudidaya teripang. (Dokumentasi: Bayani Nur Azmani)

Selain fokus pada keterampilan teknis, pelatihan ini juga memperkenalkan pentingnya memahami fungsi ekologis biota laut yang dibudidayakan. Teripang pasir merupakan spesies deposit feeder yang hidup di dasar laut dangkal dan berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem melalui proses bioturbasi sedimen, yakni pengadukan alami yang membantu sirkulasi nutrien di dasar laut.

Spesies ini bernilai ekonomi tinggi karena mengandung senyawa bioaktif seperti saponin dan kolagen yang banyak digunakan dalam industri kesehatan dan kecantikan. Namun, populasinya terus menurun akibat penangkapan berlebih, terutama di wilayah Lombok Utara yang merupakan habitat alaminya. Karena itu, budidaya berbasis ilmu biologi menjadi langkah strategis untuk menjaga kelestarian sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Benih teripang pasir yang siap dilepaskan pada kurungan tancap berukuran 5-10 gram. (Dokumentasi: Bayani Nur Azmani)

Pelaksanaan program ini merupakan hasil kolaborasi antara SITH ITB dan Pusat Riset Budidaya Laut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Tim menerapkan metode budidaya yang sesuai dengan prinsip ekofisiologi laut, menjadikannya proyek percontohan yang dapat direplikasi oleh masyarakat di daerah pesisir lainnya.

Induk (kiri) dan benih teripang pasir (Holothuria scabra) (kanan). (Dokumentasi: Bayani Nur Azmani)

“SITH ITB bersama BRIN akan terus mendampingi mitra agar dapat mengembangkan potensi pesisir secara mandiri, termasuk dalam budidaya teripang. Tentunya, program ini tidak akan berhasil tanpa dukungan masyarakat dan pemerintah desa,” ujar Dr. Indra Wibowo, Dekan SITH ITB sekaligus ketua tim pelaksana.

Sebagai bagian dari kegiatan, tim SITH ITB juga mengunjungi fasilitas riset BRIN di Kabupaten Lombok Utara untuk mempelajari proses biologis pembenihan biota laut. Pendampingan dari BRIN memastikan pelaksanaan program lebih terarah, aplikatif, dan sesuai dengan prinsip ilmiah.

Kunjungan tim SITH ke Pusat Riset Budidaya Laut- BRIN, Kabupaten Lombok Utara. (Dokumentasi: Bayani Nur Azmani)

Melalui kegiatan ini, SITH ITB berupaya memperkuat peran ilmu hayati dalam mendukung pembangunan ekonomi biru yang berkelanjutan, sekaligus memperluas kontribusi akademik ITB bagi masyarakat pesisir Indonesia. Program ini juga mendapatkan dukungan dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) ITB.

Kontributor: Indra Wibowo, Bayani Nur Azmani, dan Hendra Munandar
Editor: Ardhiani Kurnia Hidayanti

#pengabdian #pengabdian masyarakat #sith #sdg8 #sdg12 #sdg14 #sdg17