Soap of Tomorrow: Inovasi Sabun Ramah Lingkungan Antarkan Tim Mahasiswa ITB Raih Prestasi Internasional

Oleh Sri Wulandari - Mahasiswa Oseanografi, 2022

Editor Anggun Nindita


BANDUNG, itb.ac.id-Lima mahasiswa Program Studi Teknologi Pascapanen, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Program Rekayasa Institut Teknologi Bandung (SITH ITB), yang tergabung dalam tim Stella Jeruk meraih juara 3 dalam kompetisi internasional, I-CHALLENGE 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya, Malang.

Lomba Business Product and Design Competition ini menekankan pada pengembangan solusi yang layak secara ekonomi dalam mendukung masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan untuk mencapai target nol emisi pada tahun 2050. Tujuan tersebut sejalan dengan rencana aksi dekarbonisasi sektor industri menuju target Net Zero Emissions (NZE) tahun 2050 oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Ide inovasi sabun ramah lingkungan tercetus dari perhatian Gabriela Sinta Wirawati, Rahel Vanisha Napitu, Shinta Puspita Rachmawati, Panji Lintang Muqitta, dan Rizka Nur Maulani terhadap isu lingkungan utamanya pencemaran lingkungan.

“Kami membuat ini dikarenakan concern kami terhadap isu lingkungan terutama lautan dan tanah yang tercemar, salah satu penyebab utamanya adalah limbah dari sabun konvensional," ujar Shinta.

Sabun konvensional berpotensi menimbulkan masalah lingkungan karena terbuat dari bahan kimia yang dapat merusak ekosistem tanah hingga air, ditambah dengan kemasan plastik yang sukar terurai. Untuk memaksimalkan upaya menuju NZE, dipilih bahan baku dari limbah kulit pisang, limbah kulit jeruk, dan ampas kopi.

Formula sabun dirancang dengan matang berdasarkan riset-riset terdahulu. Antimikroba pada sabun didapatkan dari ekstraksi surfaktan limbah kulit pisang dan kulit jeruk sementara ampas kopi dimanfaatkan sebagai eksfoliator. Tidak hanya itu, digunakan kemasan biofoam dari pati sagu yang sudah teruji laboratorium dapat terdegradasi dengan baik di tanah dalam 1-3 minggu. Tim Stella Jeruk juga menambahkan microgreen seeds yang dapat tumbuh menjadi tumbuhan ketika biofoam terurai.

Dalam proses produksinya, Soap of Tomorrow menggunakan model cradle to cradle yang memastikan seluruh proses no waste, fully recyclable, biodegradable. Kemasan produk sangat praktis sehingga sesuai digunakan dalam berbagai kondisi misalnya ketika dalam perjalanan.

Tim berharap agar Soap of Tomorrow menjadi produk yang berasal dari alam dan dapat kembali ke alam tanpa menimbulkan pencemaran. “Harapan kami yaitu produk ini bisa benar-benar diproduksi sehingga mendukung niat dan tujuan kami dalam mendukung upaya pemulihan lingkungan," kata Gabriela.

Reporter: Sri Wulandari (Oseanografi, 2022)

#prestasi #prestasi mahasiswa #teknologi pascapanen #itb berdampak #kampus berdampak #itb4impac #diktisaintek berdampak