Tim Agrinuva ITB Ciptakan Bahan Bakar Pesawat dari Minyak Jelantah, Raih Prestasi Internasional di CERCo 2025

Oleh Azka Zahara Firdausa - Mahasiswa Rekayasa Hayati, 2022

Editor Anggun Nindita

Dokumentasi penyerahan penghargaan 3rd Winner, International Chemical Engineering Research Competition (CERCo) pada Sabtu (11/10/2025).

BANDUNG, itb.ac.id — Tiga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), terdiri dari Hanif Yusran Makarim dari Rekayasa Pertanian, serta Muhammad Daffa Anrizky dan Veronicha Zenith Shanvial S. dari Teknik Bioenergi dan Kemurgi, berhasil meraih Juara 3 dalam ajang International Chemical Engineering Research Competition (CERCo) 2025 yang diselenggarakan oleh Chemical Engineering Student Association of Diponegoro University.

Kompetisi ini mengusung tema “Accelerating the Transition to a Carbon-Free Industry for a Sustainable Future” dan berlangsung pada 2 Agustus–11 Oktober 2025 secara luring di Universitas Diponegoro, Semarang.

Dalam ajang ini, Tim Agrinuva mengusung karya berjudul “Valorization of Used Cooking Oil through Hydroprocessed Ester and Fatty Acid (HEFA) Pathway and NiMo-based Catalytic Cracking” pada subtema “Waste to Energy Conversion", di bawah bimbingan Dr. Meiti Pratiwi, S.T., M.T. Karya tersebut berfokus pada konversi limbah minyak jelantah menjadi bahan bakar pesawat berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel/SAF) sebagai upaya mendukung transisi menuju industri hijau.

Vero, salah satu anggota tim, menjelaskan bahwa inovasi ini berawal dari besarnya potensi limbah minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO) di Indonesia yang mencapai sekitar 1,2 juta kiloliter per tahun dengan pertumbuhan sekitar 2,32% setiap tahunnya.

Sayangnya, potensi tersebut hingga kini belum dimanfaatkan secara optimal. Melalui konversi minyak jelantah menjadi bahan bakar pesawat, Tim Agrinuva menghadirkan solusi berkelanjutan untuk mengubah limbah energi nasional menjadi sumber energi yang bernilai guna tinggi.

“Sangat bersyukur dapat merasakan pengalaman pertama menang kompetisi berskala internasional," ujarnya.

Dokumentasi sesi presentasi oleh Tim Agrinuva 

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan bagi masyarakat maupun industri. Pengolahan minyak jelantah menjadi bahan bakar ramah lingkungan tidak hanya membantu mencegah pencemaran air dan tanah akibat pembuangan limbah minyak, tetapi juga mampu menurunkan emisi karbon hingga 80 persen dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar fosil.

Selain itu, inovasi ini diharapkan turut berkontribusi dalam mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil serta mempercepat upaya pencapaian target net-zero emission, khususnya di sektor penerbangan.

Usai kompetisi, Tim Agrinuva berkomitmen untuk terus mengembangkan diri dalam riset dan inovasi energi berkelanjutan, baik melalui studi akademik maupun kolaborasi penelitian yang mendukung transisi energi hijau di Indonesia.

Prestasi ini dapat menjadi motivasi bagi para mahasiswa untuk terus berkontribusi nyata dalam pengembangan energi bersih dan inovasi hijau demi terwujudnya masa depan Indonesia yang berkelanjutan.

#prestasi #prestasi mahasiswa #bahan bakar #kampus berdampak #itb4impac #diktisaintek berdampak #sdg7 #sdg9 #sdg12 #sdg14