Tim GUARDIAN dan RESCUE ITB Gelar Edukasi Laut dan Bencana di Pasilambena, Selayar
Oleh Sri Wulandari - Mahasiswa Oseanografi, 2022
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
KEPULAUAN SELAYAR, itb.ac.id – Tim Pengabdian Masyarakat ITB skema Bottom Up, melakukan kegiatan di Pulau Madu dan Pulau Karumpa, Kecamatan Pasilambena, Kabupaten Kepulauan Selayar (6–8/9/2025). Program ini diberi nama GUARDIAN (Guarding Underwater ARea for Development and restorAtioN) dan RESCUE (Responding to Earthquakes-induced, Tsunami and Sea-level Changes with Urgent Evacuation). Pada kegiatan ini, tim melaksanakan edukasi potensi sumber daya laut serta kesiapsiagaan bencana kepada siswa-siswi SD, SMP, masyarakat dan perangkat desa.
Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh gempa bumi di Laut Flores dengan magnitudo 7,4 pada 14 Desember 2021 yang mengguncang pulau-pulau di Kecamatan Pasilambena. Edukasi kesiapsiagaan bencana menjadi sangat penting mengingat Kecamatan Pasilambena merupakan wilayah terjauh dari ibu kota kabupaten, berjarak sekitar 193 km, dengan enam desa yang seluruhnya berada di pesisir. Berdasarkan data BPS Kabupaten Kepulauan Selayar, hingga saat ini Kecamatan Pasilambena belum memiliki sistem peringatan dini gempa maupun tsunami, padahal wilayah ini memiliki potensi gempa yang dapat mengancam sewaktu-waktu.

Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini diinisiasi oleh Dr.rer.nat. Rima Rachmayani, selaku ketua pelaksana, bersama Karina Aprilia Sujatmiko,Ph.D., Dr.Eng. Faruq Khadami, yang berasal dari Prodi Oseanografi ITB.
Anggota pengabdian ini berasal dari Prodi Geodesi dan Geomatika ITB, Brian Bramanto, Ph.D. dan Gabriella Alodia, Ph.D. yang sekaligus merupakan ketua pelaksana pengabdian dengan judul program SADAR Bencana (Siaga dan Antisipasi Daerah Rawan Bencana).
Kegiatan pengmas juga melibatkan pemerintah daerah yang diwakili oleh Hasriani, S.Pi. dari Dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan Selayar dan Sulviana dari komunitas lokal. Selain itu, kegiatan ini melibatkan Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Brawijaya dengan narasumber Dewa Ayu Putu Eva Wishanti, Ph.D.
Kegiatan ini juga melibatkan sejumlah mahasiswa FITB ITB yaitu Nabilah Shafira Milennianti, Shifa Putri Utami, dan Daffa Zettira Mazdhania, yang bertugas melakukan pemetaan potensi terumbu karang, mangrove, dan lamun di Pulau Kalaotoa, Karumpa, dan Madu. Kemudian, Riyadi Zakia Syahrulloh dan Sri Wulandari menyusun peta rekomendasi rute evakuasi tsunami di desa-desa Kecamatan Pasilambena. Sementara itu, Luqmannul Hakim dan Syafrizal Hidayat merancang alat deteksi sea-level yang kemudian diuji coba di Pulau Kalaotoa.

Di awal kegiatan, Sabtu (6/9/2025), tim tiba di Dermaga Kawawu dan melakukan pemasangan alat deteksi sea-level "VARUNA WATCH". Alat ini dikembangkan dari proyek purwarupa kelas Pengantar Instrumen Oseanografi. Sensor tekanan MS5803 yang terpasang pada alat berguna untuk mengukur ketinggian muka air laut. Ditenagai energi dari panel surya, "VARUNA WATCH" diharapkan dapat beroperasi secara berkelanjutan di pulau-pulau kecil yang memiliki keterbatasan pasokan listrik.

Kegiatan dilanjutkan dengan edukasi potensi sumber daya laut bagi siswa SD dan SMP melalui pembelajaran interaktif mengenai fenomena kelautan seperti pemutihan karang, erosi-sedimentasi pantai, dan kenaikan muka air laut. Setelah itu, peserta diperkenalkan dengan upaya mitigasi serta langkah evakuasi bencana.

Edukasi serupa juga diberikan kepada perangkat desa dan masyarakat setempat dengan tujuan meningkatkan kesadaran untuk menjaga sekaligus mengembangkan kekayaan sumber daya laut yang disampaikan oleh Dr.rer.nat. Rima Rachmayani. Kemudian, Karina Aprilia Sujatmiko, Ph.D. memaparkan rencana mitigasi dan evakuasi tsunami sekaligus menyerahkan peta rute evakuasi kepada perangkat desa. Dilanjutkan dengan workshop pembuatan tim siaga bencana yang dipandu oleh Dewa Ayu Putu Eva Wishanti, Ph.D.
.jpg)
“Kecamatan Pasilambena yang masih menghadapi keterbatasan infrastruktur, bahkan masih kesulitan listrik dan air tawar menunjukan pentingnya dukungan berkelanjutan bagi masyarakat setempat,“ ujar Karina Aprilia Sujatmiko, Ph.D.
Melalui program pengmas ITB, tim GUARDIAN dan Rescue berharap kegiatan edukasi potensi sumber daya laut dan kesiapsiagaan bencana ini dapat menjadi langkah awal yang nyata. Dengan mengenali dan mengelola potensi lokal, masyarakat diharapkan mampu menjaga daerahnya dan meningkatkan kesejahteraan. Sementara itu, edukasi kesiapsiagaan bencana diharapkan menumbuhkan kesadaran serta ketangguhan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana yang dapat terjadi kapan saja.









