Tim Mahasiswa ITB Juara 1 Nasional KBMK 2025, Rancang Komersialisasi Teknologi dan Industrialisasi Kopi
Oleh Merryta Kusumawati - Mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika, 2025
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id - Tim mahasiswa dari Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) meraih Juara 1 pada ajang Kompetisi Mahasiswa Bidang Keilmuan Manajemen dan Keuangan (KBMK) 2025 kategori Komersialisasi Teknologi Tepat Guna yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek RI, Minggu (26/10/2025). Mereka tergabung dalam tim CaseCrushers yang terdiri atas Harits Imtiyaaz Tresna Putra, Kania Azra Putri Fahlepi, dan Ayesha Ghaisani.
Inovasi: Komersialisasi Inokulum Mikroba untuk Kopi
Dalam kompetisi dengan tema besar “Hilirisasi dan Industrialisasi Inovasi”, Tim CaseCrushers mengangkat gagasan komersialisasi teknologi inokulum mikroba untuk kopi, yaitu inovasi hasil penelitian Dr. Ir. Intan Taufik, M.Eng. dari ITB.
Teknologi ini berbentuk ragi mikroba (inokulum) yang membantu proses fermentasi biji kopi sehingga menghasilkan cita rasa yang lebih konsisten, fruity, dan berkualitas tinggi.
“Kami tidak menciptakan produknya, tapi berperan sebagai tim yang membantu merancang strategi komersialisasi dan industrialisasinya,” jelas Kania Azra selaku anggota tim CaseCrushers.
Melalui pendekatan berbasis riset pasar, analisis teknologi, dan model bisnis berkelanjutan, tim CaseCrushers berhasil menunjukkan potensi besar inovasi ini untuk dikembangkan di skala industri kopi nasional.
Strategi Tim
.jpg)
Kompetisi KBMK 2025 terdiri atas beberapa tahap, mulai dari pengumpulan proposal dan video presentasi, seleksi semifinal, hingga babak final nasional yang diselenggarakan di Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Serpong.
Sebelum kompetisi dimulai, tim CaseCrushers berkonsultasi dengan dosen pembimbing, Dr. Bayuningrat Hardjakaprabon, S.T., M.T., serta berdiskusi dengan peneliti inovasi, Dr. Intan Taufik, untuk memperdalam pemahaman mengenai aspek teknis dan potensi pasar dari produk yang mereka angkat.
Pada tahap awal, tim CaseCrushers menyusun proposal lengkap tentang strategi hilirisasi dan komersialisasi teknologi, disertai video penjelasan yang diunggah ke kanal resmi lomba. Setelah berhasil lolos dari 11 tim di tahap awal, mereka melaju ke semifinal dan grand final.
“Tahapan final cukup menantang karena malam sebelumnya kami mendapat studi kasus tambahan yang harus dianalisis dalam waktu singkat,” ujar Harits.
Menurutnya, ketenangan, kerja sama yang solid, serta kemampuan berpikir kritis menjadi kunci utama keberhasilan tim.
Tantangan dan Pembelajaran
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi tim adalah menemukan teknologi yang tepat dan relevan dengan tema lomba, yaitu hilirisasi dan industrialisasi.
“Kami sempat kesulitan menentukan topik karena banyak inovasi ITB yang menarik, tapi tidak semuanya siap dikomersialisasikan,” ujar Ayesha.
Akhirnya, pilihan jatuh pada inovasi mikroba fermentasi kopi karena dinilai memiliki dampak nyata pada peningkatan kualitas hasil perkebunan serta mendukung pemberdayaan petani lokal.
Selain aspek teknis, tekanan mental juga menjadi ujian tersendiri bagi tim. “Karena SBM ITB sudah dua tahun berturut-turut juara, kami merasa harus bisa mempertahankan prestasi itu. Tekanannya besar, tapi justru itu yang membuat kami semakin kompak,” kata Harits.
Pesan untuk Mahasiswa ITB
Tim mengaku kemenangan ini tidak diraih secara instan. “Practice makes perfect,” ujar Kania. “Kami sudah beberapa kali ikut lomba dan pernah gagal juga. Kegagalan itu justru jadi latihan mental untuk bisa tampil lebih siap.”
Ayesha menambahkan pentingnya meminta umpan balik (feedback) dari dosen pembimbing maupun kakak tingkat yang berpengalaman agar ide yang dikembangkan bisa lebih tajam. Sementara itu, Harits menekankan bahwa kepercayaan antaranggota tim dan manajemen waktu merupakan faktor kunci yang menentukan kekompakkan.
Prestasi Tim CaseCrushers tidak hanya membanggakan ITB, tetapi juga menunjukkan bahwa kolaborasi antara riset kampus dan strategi bisnis dapat menjadi jembatan penting menuju keberlanjutan ekonomi dan inovasi nasional.
“Kami harap langkah kecil ini bisa jadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk ikut berkontribusi dalam hilirisasi riset kampus menjadi solusi nyata bagi masyarakat,” tutur Ayesha.






