Tim Mahasiswa ITB Raih Pendanaan Riset Nasional MGEI, Teliti Estimasi Kualitas Batubara di Kalimantan Timur

Oleh Mufti Ali Farkhan - Mahasiswa Oseanografi, 2021

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

Tim meraih penghargaan pendanaan riset (Dok. Tim)

BANDUNG, itb.ac.id – Tiga mahasiswa Program Studi Teknik Geologi ITB, Zidan Fikri Maulana, Istifa Yurbi’, dan Atiqah Aulia, lolos sebagai penerima hibah riset nasional dalam program MGEI Research Funding Program (MRFP) 2024. Penelitian mereka berjudul "Correlation Analysis of Wireline Logging Data with Proximate Data to Estimate Coal Quality in Seam C19, Pit 19, PT Indominco Mandiri" menjadi salah satu dari lebih dari 20 proposal terpilih dari seluruh Indonesia.

Program pendanaan riset yang diselenggarakan oleh Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI) ini bertujuan mendukung pengembangan ide-ide riset inovatif di bidang geologi ekonomi, khususnya dari kalangan mahasiswa dan peneliti muda. Proyek ini didanai selama enam bulan dengan total dana lebih dari Rp16 juta, dan ditutup dengan presentasi hasil akhir di hadapan panelis di Jakarta pada Februari 2025.

Ide riset ini bermula dari tugas mata kuliah Referat yang kemudian dikembangkan lebih lanjut setelah mendapat masukan dari juri saat mengikuti Geology Student Competition (GSC). Meskipun tidak memenangkan kompetisi tersebut, tim ini terus memperdalam gagasan mereka dan akhirnya mengajukannya ke MRFP.

"Topik yang kami usung belum banyak digunakan di industri pertambangan batubara Indonesia, padahal sudah berkembang di negara lain seperti Australia dan Amerika Serikat," ujar Zidan.

Melalui bimbingan dari Prof. Dr. Ir. Yan Rizal R., Dipl.Geol., dan Wahyu Probo Ananto, S.T., M.T., tim melakukan penelitian berbasis data log dan data laboratorium yang diperoleh dari PT Indominco Mandiri, perusahaan tambang yang berlokasi di Kutai Timur, Kalimantan Timur.

Dalam risetnya, tim memanfaatkan data wireline logging untuk mengestimasi kualitas batubara, menggantikan metode konvensional seperti uji laboratorium proksimat yang mahal dan memakan waktu. Hasil analisis menunjukkan tingkat galat estimasi kualitas batubara hanya berkisar antara 4 hingga 8 persen, angka yang tergolong rendah dan menjanjikan efisiensi tinggi.

"Pendekatan ini bisa jadi solusi hemat biaya dalam eksplorasi batubara, dan semoga dapat menjadi pionir bagi penerapan serupa di Indonesia," kata Istifa.

Pendanaan dari MGEI sangat membantu terutama dalam melakukan analisis laboratorium, seperti uji maseral, proksimat, dan ultimat, yang dilakukan di berbagai laboratorium profesional seperti PSDMBP dan Geoservices.

Namun, proses penelitian tidak lepas dari tantangan, mulai dari pengurusan izin data perusahaan, keterbatasan referensi dalam konteks geologi Indonesia, hingga penyesuaian metode dengan kondisi lokal.

"Adaptasi metode luar ke konteks geologi Indonesia menjadi tantangan utama kami," ungkap Atiqah.

Setelah proyek selesai, tim berencana menyusun paper ilmiah dan mengirimkannya ke jurnal nasional. Mereka berharap riset ini dapat mendorong diskusi lebih lanjut di kalangan akademik dan industri, serta membuka peluang inovasi baru dalam dunia geologi ekonomi Indonesia.

"Untuk mahasiswa yang punya ide, jangan ragu ikut kompetisi atau hibah seperti MGEI Research Funding Program. Ini wadah yang sangat bagus untuk mengembangkan potensi," kata Atiqah.

Tim juga menyampaikan terima kasih kepada MGEI atas pendanaan dan kesempatan, kepada para dosen pembimbing atas arahan intensif, kepada PT Indominco Mandiri atas data dan dukungan lapangan, serta kepada keluarga dan teman-teman yang selalu mendampingi selama proses riset.

Reporter: Mufti Ali Farkhan (Oseanografi, 2021)

#prestasi mahasiswa #prestasi nasional #itb berdampak #kampus berdampak #itb4impact #diktisaintek berdampak #sdg 7 #affordable and clean energy #sdg 9 #industry innovation and infrastructure #sdg 13 #climate action