WRRI ITB Dorong Adaptasi Pendidikan Tinggi pada Era AI dalam NUS Innovation Forum Jakarta

Oleh --- -

Editor Anggun Nindita

Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Institut Teknologi Bandung (WRRI ITB), Prof. Ir. Lavi Rizki Zuhal, Ph.D., dalam agenda NUS Innovation Forum (NIF).

BANDUNG, itb.ac.id – Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Institut Teknologi Bandung (WRRI ITB), Prof. Ir. Lavi Rizki Zuhal, Ph.D., menjadi salah satu panelis dalam NUS Innovation Forum (NIF) Jakarta yang berlangsung di Hotel Pullman Jakarta Indonesia Thamrin CBD, Jumat (24/10/2025). Forum ini mempertemukan pimpinan perguruan tinggi dan praktisi industri dari kawasan regional untuk membahas dinamika inovasi, khususnya perkembangan pesat kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Acara yang diinisiasi oleh Office of Alumni Relations, National University of Singapore (NUS) tersebut merupakan penyelenggaraan ketujuh sejak NIF diluncurkan pada 2024, sekaligus forum pertama yang digelar di Indonesia. Kegiatan ini menghadirkan alumni, pemimpin pemikiran, dan pakar industri untuk mendiskusikan berbagai tren inovasi yang berkembang cepat di kawasan.

Membahas Arah Perguruan Tinggi di Era AI
Dalam Rectors’ Panel, Prof. Lavi berdiskusi bersama perwakilan Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Presiden NUS, Prof. Tan Eng Chye. Panel yang dipandu oleh Prof. Simon Chesterman tersebut menyoroti pertanyaan utama: Apa peluang dan tantangan terbesar yang dihadapi universitas di Asia Tenggara dalam menghadapi perkembangan AI?

Prof. Lavi menegaskan bahwa perkembangan AI tidak hanya membawa perubahan teknologi, tetapi juga perubahan cara pandang dalam pendidikan tinggi. Menurutnya, universitas perlu merancang ulang kurikulum agar mampu mempersiapkan mahasiswa bekerja berdampingan dengan sistem cerdas. Ia menyampaikan bahwa ITB telah melakukan pembaruan program pendidikan untuk menghadapi kebutuhan tersebut.

“Kita perlu terus memperbarui metode pengajaran agar selaras dengan perkembangan zaman,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa adaptasi dosen terhadap teknologi AI merupakan proses yang berjalan bertahap, seiring dengan keyakinan bahwa metode tradisional masih memiliki nilai. Namun demikian, ia menegaskan bahwa penguasaan AI kini menjadi peluang penting bagi para pendidik untuk memperkaya pembelajaran, terlebih karena mahasiswa sudah mulai memanfaatkannya secara luas.

Diskusi panel turut menyoroti tantangan lain, seperti perlunya riset kolaboratif berskala besar, penguatan pendekatan multidisipliner, serta pentingnya menjaga keseimbangan antara interaksi digital dan ketahanan manusia dalam menghadapi perubahan sosial yang muncul dari penggunaan AI.

Menghubungkan Akademisi, Industri, dan Pelaku Inovasi
Selain sesi para rektor, forum ini juga menghadirkan panel bertema “Ask Me Anything: Building Impactful Start-ups in an Uncertain World in the Age of AI”. Para pendiri perusahaan rintisan dari berbagai bidang, mulai dari bioteknologi, teknologi media, hingga Internet of Things. Termasuk berbagi pengalaman mengenai cara membangun perusahaan yang tangguh di tengah ketidakpastian dan percepatan perkembangan teknologi.

Rangkaian diskusi di NIF Jakarta menunjukkan bahwa kawasan Asia Tenggara tidak hanya berupaya mengikuti laju perubahan teknologi, tetapi juga berperan aktif dalam membentuk arah inovasi demi mendorong kemajuan ekonomi dan sosial.

#itb berdampak #kampus berdampak #diktisaintek berdampak #sdg4 #quality education #sdg8 #decent work and economic growth #sdg9 #industry innovation and infrastructure #sdg17 #partnership for the goals