Bañabar: Inovasi Tim Mahasiswa ITB Maksimalkan Potensi Kulit Pisang
Oleh Qonita Aulia Rahmatullah - Mahasiswa Teknik Pangan, 2022
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Tiga mahasiswa Program Studi Teknik Pangan Institut Teknologi Bandung (ITB) sukses menorehkan prestasi pada tingkat nasional. Tim Hidden JAM, yang terdiri dari Juan Moratua Sinaga, Amar Arief Raihan, dan Muthya Zidna Tadzkira, meraih Juara 1 dalam ajang National Food Technology Competition (NFTC) 2024 yang diselenggarakan oleh Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Tim Hidden JAM menorehkan prestasi dalam kompetisi "Zero to Hero: Utilization of Food By-Product for Indonesia Economic Growth" dengan inovasi mereka, Bañabar. Produk soft-baked snack bar ini terbuat dari kulit pisang dan tepung okara, yang merupakan dua limbah pangan bergizi tinggi, namun sering terbuang. Bañabar tidak hanya menjadi solusi ketahanan pangan dan keberlanjutan, tetapi juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan secara industri.
Nama tim “Hidden JAM” sendiri merupakan akronim dari nama panggilan masing-masing anggota, yaitu Juan, Amar, dan Muthya. Namun nama ini lebih dari sekadar singkatan. “Kami ingin menyampaikan bahwa ide-ide besar bisa datang dari hal-hal kecil yang tersembunyi. Seperti permata tersembunyi—Hidden Gem—yang memiliki kesempatan untuk bersinar,” ujar Juan Moratua Sinaga, selaku ketua tim.
Amar Arief Raihan, yang berperan dalam formulasi produk dan analisis nilai gizi, menambahkan bahwa pemilihan bahan baku tidak hanya mempertimbangkan aspek keberlanjutan, tetapi juga kelayakan gizi dan pasar. “Kami ingin menciptakan produk yang bukan hanya ramah lingkungan, tetapi juga bernilai fungsional dan relevan bagi gaya hidup generasi muda,” jelasnya.
Sementara itu, Muthya Zidna Tadzkira menjelaskan pentingnya pendekatan berbasis riset dalam proses pengembangan produk. “Kulit pisang dan okara memerlukan perlakuan awal tertentu agar aman dan optimal secara tekstur maupun rasa. Di sinilah riset dan literatur berperan besar,” ujarnya.
Ia juga melakukan analisis dampak lingkungan produk dan menyusun strategi pengemasan berbasis Modified Atmosphere Packaging (MAP) untuk memperpanjang masa simpan secara alami.

Pitching & Product Exhibition, 17 Mei 2025, Pakuwon Mall. (dok.peserta)
Persiapan kompetisi dimulai sejak akhir Maret hingga awal April 2025, dengan tahapan seleksi yang ketat, mulai dari pengumpulan esai dan proposal produk, penyaringan 25 besar untuk showcase prototype, hingga presentasi final di hadapan dewan juri pada Sabtu (17/5/2025) di Pakuwon Mall, Surabaya.
Lokasi final yang tidak biasa tersebut memberikan pengalaman unik bagi mereka. Muthya mengungkapkan bahwa dapat melakukan pitching di mal terbesar di Indonesia bukan hanya tantangan, tetapi juga pengalaman yang amat berkesan.
Di balik kesuksesan tersebut, tim juga menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal manajemen waktu. Sebab, kompetisi berlangsung di tengah jadwal akademik yang padat, termasuk Ujian Tengah Semester dan kegiatan organisasi.
“Kuncinya adalah pembagian tugas yang jelas sejak awal dan kerja efektif di sela waktu luang,” ungkap Amar.
Amar pun mengatakan kekompakan dan komunikasi yang baik antar anggota tim menjadi elemen penting dalam menjaga semangat dan konsistensi..jpg)
Produk snack Banabar (dok.peserta)
Usai pencapaian yang mereka raih, tim Hidden JAM pun memetik banyak pembelajaran dari pengalaman mereka. Tim menyoroti betapa krusialnya keberanian untuk memulai dari langkah kecil, kemampuan untuk menemukan ide cemerlang dari permasalahan sehari-hari, dan keterampilan dalam menyajikan gagasan secara menarik serta strategis.
“Pitching dan desain presentasi itu sama pentingnya dengan ide yang kuat. Bagaimana kita mengemas dan menyampaikan gagasan bisa menjadi penentu,” ujar Juan.
Pencapaian ini menjadi bukti bahwa mahasiswa Teknik Pangan mampu menghasilkan inovasi berbasis sains yang aplikatif dan berdampak.
Keberhasilan Tim Hidden JAM diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi seluruh mahasiswa untuk terus menggali potensi, berkolaborasi, dan menjawab tantangan zaman melalui inovasi.
Reporter: Qonita Aulia Rahmatullah (Teknik Pangan, 2022)







