ITB Lepas 342 Mahasiswa untuk Kuliah Kerja Nyata: Pengabdian Nyata bagi Masyarakat Kuningan
Oleh -- -
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
.jpg)
BANDUNG, itb.ac.id — Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Direktorat Kemahasiswaan resmi melepas 342 mahasiswa untuk mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik-Domestik (KKN-D) Tahun 2025 di Desa Legokherang dan Desa Mandapajaya, Kecamatan Cilebak, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan ini berlangsung pada 5–29 Agustus 2025, diawali dengan acara pelepasan di Lapangan Campus Center Timur ITB Kampus Ganesha, Selasa (5/8/2025).
KKN-D merupakan bagian dari implementasi tridarma perguruan tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian kepada masyarakat. Program ini dibagi dalam dua tahap: fase Pra-KKN yang mencakup pembekalan dan perencanaan, serta fase Implementasi saat mahasiswa terjun langsung ke lapangan.
Sebanyak 18 kelompok mahasiswa dari berbagai program studi akan melaksanakan proyek lintas tema yang menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat desa, seperti air bersih, energi, pendidikan, sanitasi, kelembagaan desa, pengembangan desa wisata, pertanian, bisnis dan pemberdayaan UMKM, serta pengelolaan sampah. Mereka dibimbing oleh 10 dosen pembimbing lapangan, dengan harapan dapat menyumbangkan solusi yang relevan berbasis riset dan teknologi.
Acara pelepasan dihadiri oleh sejumlah pimpinan ITB, antara lain Rektor ITB Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Irwan Meilano, S.T., M.Sc., Direktur Kemahasiswaan Prof. Dr. apt. Muhamad Insanu, S.Si., M.Si., Direktur Pengabdian Masyarakat dan Layanan Kepakaran Prof. Dr.-Ing. Zulfiadi, S.T., M.T., serta Direktur Komunikasi dan Humas Dr. N. Nurlaela Arief, MBA., IAPR.
Dalam sambutannya, Rektor ITB Prof. tata menekankan bahwa KKN bukan sekadar program akademik atau pemenuhan SKS, melainkan medan belajar yang otentik—tempat mahasiswa diuji secara nyata dalam menghadapi tantangan masyarakat, serta kesempatan untuk membangun kepekaan sosial, integritas, dan kepemimpinan.
“Ini bukan sekadar program. Ini perjalanan. Perjalanan menuju kedewasaan intelektual dan kematangan sosial,” ujar Prof. Tata.
Beliau juga mengenang pengalamannya saat mengikuti KKN tahun 1989 di Ciamis Selatan. Saat itu, beliau dan tim membangun pembangkit listrik sederhana setelah menempuh perjalanan yang melelahkan. Pengalaman itu membentuk cara pandangnya tentang pengabdian dan komunikasi yang membumi.
“Melalui KKN, kita belajar menjelaskan hal-hal kompleks kepada masyarakat dengan cara yang sederhana dan membumi,” tuturnya.
Prof. Tata menambahkan, kegiatan ini merupakan cerminan dari komitmen ITB untuk hadir dan berkontribusi nyata di tengah masyarakat, sekaligus mencetak generasi pembelajar yang tidak hanya unggul dalam intelektualitas, tetapi juga memiliki empati sosial, kemampuan kolaborasi lintas budaya, dan ketahanan dalam menghadapi perubahan.
“Mahasiswa ITB harus pulang dari KKN bukan hanya dengan catatan program kerja, tetapi juga dengan pemahaman mendalam tentang makna kebermanfaatan, kesadaran sosial, dan tanggung jawab kebangsaan, menjadi insan yang adaptif, berintegritas, dan rendah hati dalam setiap langkah pengabdian,” katanya.
Direktur Kemahasiswaan, Prof. Muhamad Insanu, menekankan pentingnya kolaborasi lintas disiplin dalam membangun desa. “Ini menjadi momen adik-adik untuk bekerja sama dalam membangun desa dan mengembangkan soft skills,” ujarnya.
Salah seorang peserta KKN, Naufal dari program studi Teknik Sipil, menyampaikan rasa syukurnya dapat kembali melebur bersama masyarakat desa. Ia menilai KKN adalah kesempatan berharga untuk menguji dan membagikan ilmu yang diperoleh selama kuliah secara langsung di lapangan.
“Alhamdulillah ada kesempatan untuk melebur bersama masyarakat desa lagi, apalagi kita membawa sesuatu yang insyaallah nantinya bermanfaat juga di sana. Ilmu tanpa kebermanfaatan adalah kesia-siaan,” ujarnya.
Melalui program KKN-D, ITB berkomitmen mencetak generasi penerus bangsa yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga memiliki kepedulian tinggi terhadap pembangunan masyarakat secara berkelanjutan.