Kolaborasi Mahasiswa ITB Kenalkan Teknologi Pengolahan Limbah Organik kepada Masyarakat Desa Cupunagara

Oleh Iko Sutrisko Prakasa Lay - Mahasiswa Matematika, 2021

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.


SUBANG, itb.ac.id – Himpunan Mahasiswa Biologi “Nymphaea” ITB bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Mikrobiologi “Archaea” ITB dan komunitas sosial Gebrak Indonesia menggelar pelatihan pembuatan pupuk organik cair dan eco-enzyme kepada warga Desa Cupunagara, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, Sabtu (22/2/2025). Kegiatan pengabdian masyarakat ini sebagai wujud komitmen dalam menjalankan tridarma perguruan tinggi dengan mengusung semangat edukatif dan pemberdayaan masyarakat desa secara langsung.

Desa Cupunagara dipilih karena dikenal sebagai desa agraris dengan mayoritas penduduknya menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Namun, penggunaan pupuk kimia yang masif dan pengelolaan limbah organik rumah tangga yang belum optimal menjadi tantangan besar dalam mewujudkan pertanian yang berkelanjutan. Melalui kegiatan ini, mahasiswa berupaya untuk mengenalkan teknologi sederhana namun dapat berdampak besar dalam pengolahan limbah rumah tangga menjadi produk yang bermanfaat bagi pertanian, seperti pupuk organik cair dan eco-enzyme.

Dalam pengabdian masyarakat ini, terdapat kegiatan pelatihan yang dilakukan dalam bentuk lokakarya dan melibatkan partisipasi aktif warga. Materi disampaikan dalam sesi penyuluhan mengenai pengelolaan limbah organik dan manfaatnya, yang kemudian dilanjutkan dengan praktik langsung. Dalam praktik ini, warga dilatih membuat pupuk organik cair menggunakan bahan-bahan sederhana yang mudah ditemukan seperti rebung, air kelapa, gula merah, dan effective-microorganisms 4 (larutan EM4). Selain itu, dilakukan pula pelatihan pembuatan eco-enzyme dari sisa buah dan sayur melalui proses fermentasi yang telah dirancang agar dapat diterapkan di lingkungan rumah tangga.

Partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini sangat tinggi, terlihat dari antusiasme mereka selama sesi berlangsung. Para peserta tidak hanya mendengarkan paparan, tetapi juga turut mencoba sendiri proses fermentasi yang dibawakan oleh para mahasiswa. Pendekatan ini sengaja dipilih agar masyarakat dapat langsung memahami dan mengaplikasikan teknik-teknik tersebut secara mandiri setelah kegiatan selesai.

Selain itu, kegiatan ini menjadi wadah pembelajaran bagi mahasiswa ITB dalam menerapkan ilmu yang telah dipelajari di perkuliahan ke dalam konteks nyata di lapangan. Dalam jangka panjang, program ini dirancang sebagai bagian dari inisiatif pengembangan desa binaan HIMABIO “Nymphaea” ITB. Melalui keterlibatan aktif warga dalam praktik langsung, diharapkan proses pengolahan limbah organik dapat terus dilanjutkan secara mandiri bahkan memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi usaha mikro berbasis produk ramah lingkungan. Pendampingan lanjutan serta pemantauan secara berkala direncanakan untuk memastikan keberhasilan dan keberlanjutan program.

Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika, 2021)

#itb berdampak #kampus berdampak #itb4impact #diktisaintek berdampak #pengabdian masyarakat