Pendidikan Iklim dan Konservasi Lingkungan: ITB Bangun Kesadaran Generasi Muda di Kawasan Binaan Lereng Selatan Manglayang
Oleh Mely Anggrini - Mahasiswa Meteorologi, 2022
Editor Anggun Nindita

Pemaparan materi keluarga sadar lingkungan oleh Dr. Joko Wiratmo kepada siswa-siswi SMA Negeri 24 Bandung
BANDUNG, itb.ac.id – Tim Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali melanjutkan komitmennya dalam Pengembangan Kawasan Binaan Lereng Selatan Manglayang, Jawa Barat, melalui program Keluarga Sadar Lingkungan (Kadarling). Kegiatan ini diselenggarakan pada Rabu (23/7/2025) di SMA Negeri 24 Bandung dan diikuti oleh 100 siswa yang berpartisipasi dalam rangkaian pelatihan edukatif dan praktikum konservasi lingkungan.
Meningkatkan Kesadaran Iklim di Kawasan Rawan Krisis Air
Salah satu siswa SMA Negeri 24 Bandung sedang melaksanakan praktikum pengeplakan spesimen tumbuhan
Kawasan selatan Gunung Manglayang, yang membentang dari Kecamatan Ujungberung hingga Pamulihan, sedang menghadapi tekanan serius akibat pembangunan, alih fungsi lahan, dan perubahan iklim. Krisis air bersih dan degradasi lingkungan menjadi masalah mendesak di wilayah ini. Merespons hal tersebut, ITB, melalui Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) serta Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH), berinisiatif memberikan edukasi kepada generasi muda sebagai agen perubahan.
Melalui program Kadarling, para siswa diperkenalkan pada isu cuaca, iklim, air tanah, dan fungsi pohon dalam ekosistem. Tidak hanya sekadar teori, kegiatan ini juga membekali siswa dengan keterampilan praktis dalam pengamatan awan dan berbagai parameter iklim, pengukuran porositas tanah, serta teknik penanaman pohon.
Edukasi Langsung oleh Para Akademisi
Kegiatan dibuka oleh Ketua Tim Pengabdian Masyarakat sekaligus dosen dari Kelompok Keahlian Sains Atmosfer ITB, Dr. Joko Wiratmo, yang menyampaikan materi mengenai dinamika cuaca dan iklim di wilayah lokal, serta dampaknya terhadap keseimbangan lingkungan hidup.
Dalam pemaparannya, beliau juga memperkenalkan konsep Keluarga Sadar Lingkungan (Kadarling), yaitu program yang mendorong kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat, khususnya generasi muda, dalam menjaga kelestarian lingkungan melalui edukasi berbasis ilmiah dan aksi nyata di tingkat keluarga. Siswa diajak memahami pentingnya peran keluarga dalam menciptakan budaya sadar lingkungan yang dimulai dari rumah.
Materi selanjutnya disampaikan oleh dosen dari Kelompok Keahlian (KK) Teknologi Kehutanan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH), Prof. Endah Sulistyawati, S.Si., Ph.D., yang memperdalam pemahaman siswa mengenai peranan pohon dalam menjaga keseimbangan ekosistem serta mendukung keberagaman hayati. Dalam sesi ini, siswa diajak melihat pohon bukan hanya sebagai elemen penghijauan, tetapi juga sebagai komponen penting dalam menjaga siklus biogeokimia yang mendukung kehidupan.
Pemaparan materi mengenai sistem air tanah dan hidrologi oleh Dr. Dasapta Erwin Irawan
Kemudian, dosen dari Kelompok Keahlian (KK) Geologi Terapan FITB, Dr. Dasapta Erwin Irawan, S.T, M.T., memberikan paparan mengenai pentingnya air tanah dalam sistem hidrologi. Siswa diperkenalkan pada keterkaitan antara air tanah dan keberlanjutan lingkungan, serta bagaimana aktivitas manusia dan perubahan iklim dapat memengaruhi kualitas dan ketersediaan air tanah di masa depan.
Sebagai penutup, dosen dari Kelompok Keahlian (KK) Sains Atmosfer, Dr. Nurjanna Joko Trilaksono, S.Si., M.Si., yang menjelaskan mengenai dasar-dasar ilmu meteorologi dengan fokus pada pembentukan dan klasifikasi awan. Siswa mempelajari proses terbentuknya awan, jenis-jenis awan yang umum dijumpai di langit, serta keterkaitannya dengan fenomena cuaca yang terjadi di sekitar mereka.
Praktikum dan Aksi Nyata
Seluruh kegiatan praktikum dilaksanakan di Laboratorium Fisika SMA Negeri 24 Bandung. Siswa mengikuti serangkaian sesi yang dirancang untuk memperkenalkan konsep-konsep dasar konservasi lingkungan secara aplikatif.
Praktikum meliputi pengukuran porositas tanah untuk memahami kemampuan tanah menyerap air, pengamatan awan menggunakan roda awan sebagai pengantar ilmu meteorologi, serta pengenalan Automatic Weather Station (AWS) beserta fungsinya dalam pemantauan cuaca berbasis teknologi.
Siswi SMA Negeri 24 Bandung mempelajari teknik pengeplakan spesimen tumbuhan
Selain itu, siswa juga mempelajari teknik pengeplakan spesimen tumbuhan yang dipandu oleh tim dari Herbarium Bandungense. Dalam sesi ini, mereka dikenalkan pada proses pembuatan herbarium, mulai dari pemilihan bagian tanaman hingga pelabelan ilmiah. Praktikum-praktikum ini tidak hanya memperkaya wawasan siswa, tetapi juga menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan berbasis sains dan teknologi
Program Kadarling ini sejalan dengan misi menciptakan masyarakat cerdas iklim, yaitu individu yang tidak hanya paham tentang perubahan iklim dan dampaknya, tetapi juga mampu bertindak adaptif dan solutif. Kegiatan ini menjadi bentuk sinergi antara institusi pendidikan, masyarakat, dan generasi muda dalam menghadapi tantangan iklim dan lingkungan secara kolektif.
Harapan dan Kelanjutan Program
Foto bersama dosen ITB, guru, asisten mahasiswa, dan sebagian siswa SMA Negeri 24 Bandung peserta kegiatan pengabdian masyarakat.
Dr. Joko Wiratmo berharap kegiatan seperti ini dapat direplikasi ke berbagai daerah lain di Indonesia.
“Kami berharap para siswa menjadi duta lingkungan di keluarganya masing-masing. Mereka inilah cikal bakal keluarga sadar lingkungan yang akan menularkan nilai-nilai keberlanjutan ke lingkup yang lebih luas,” ujar beliau.
Program Kadarling menjadi salah satu langkah konkret ITB dalam membentuk generasi muda yang berwawasan lingkungan, adaptif terhadap perubahan iklim, dan siap menjadi penggerak di tengah masyarakat. Ke depan, diharapkan kegiatan serupa dapat diperluas dan dijadikan model edukasi lingkungan di berbagai wilayah Indonesia.
Reporter : Mely Anggrini (Meteorologi, 2022)