Lecture Session Fermenstation 2025: Eksplorasi Mikroba sebagai Solusi Multisektor
Oleh Atika Widya Nurfaizah - Mahasiswa Teknologi Pascapanen, 2021
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id - Fermentstation 2025, acara tahunan yang diadakan Program Studi Mikrobiologi ITB, kembali digelar pada Jumat (13/6/2025). Mengusung tema “Flavors of the Archipelago”, acara ini berlangsung di lantai 3 Multipurpose Hall CRCS, ITB Kampus Ganesha.
Salah satu bagian dari acara ini adalah Lecture Session, yaitu sesi berbagi ilmu dari para pakar. Tahun ini, dua pembicara diundang untuk berbagi wawasan tentang peran mikrobiologi dalam dunia energi dan teknologi, yaitu Galang Persada dari PT Pertamina dan Erlambang Ajidarma dari Qarbotech.
Galang Persada, lulusan Mikrobiologi ITB tahun 2009, kini bekerja di Pertamina sebagai spesialis penelitian di bidang hilir (downstream). Pertamina, sebagai perusahaan energi milik negara, memiliki peran penting dalam memastikan pasokan energi untuk kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. “Memang tugasnya adalah memindahkan energi untuk kegiatan perekonomian maupun kehidupan di Indonesia ini,” ujarnya. Energi tidak hanya soal listrik, tapi juga bahan bakar untuk transportasi, industri, dan lain-lain.
Beliau menjelaskan bahwa di balik operasi besar Pertamina, ada banyak kegiatan riset dan pengembangan teknologi yang dilakukan agar Indonesia dapat mandiri dalam energi. Pertamina pun terus mencoba mencari cara baru agar minyak dan gas yang masih ada di dalam tanah dapat dioptimalkan. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi yang berkaitan dengan mikroorganisme.
Sementara itu, Erlambang Ajidarma dari Qarbotech berbagi cerita tentang potensi besar dari biomassa, yaitu bahan organik seperti limbah tanaman, yang selama ini belum banyak dimanfaatkan. Contohnya, limbah dari industri kelapa sawit atau limbah batubara jenis lignit di daerah Riau. Selain itu, Erlambang menjelaskan bahwa teknologi yang ada sekarang masih belum cukup efisien untuk mengolah limbah menjadi produk bernilai tinggi. “Kita butuh teknologi baru yang bisa mengubah limbah biomassa jadi bahan baku makanan atau kosmetik,” ujarnya.
Beliau menyampaikan bahwa laut Indonesia sangat kaya akan makroalga (rumput laut besar), yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dan bahan baku baru. Namun, tantangannya adalah bagaimana cara mengelola dan memproduksinya secara efisien dan ramah lingkungan.
Melalui sesi ini, mahasiswa diajak untuk melihat bahwa mikroorganisme tidak hanya berguna dalam membuat makanan seperti tempe atau yoghurt. Mikroba juga bisa membantu dalam menyelesaikan masalah besar seperti energi dan pengelolaan limbah. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu mikrobiologi punya peran penting di berbagai bidang industri, bahkan bisa jadi solusi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.
Reporter: Atika Widya Nurfaizah (Teknologi Pascapanen, 2021)